Cara Mengajari Anak Konsep Kepemilikan Sejak Dini

Anak-anak sering kali membuat keributan yang mengakibatkan orang tua kelabakan, seperti berebut mainan, mencoret-coret tembok, mengotori lantai, mengambil barang milik orang lain tanpa izin, merusak barang yang bukan miliknya, dan masih banyak lagi. Itu semua adalah hal yang wajar dilakukan seorang anak. Jadi, Anda tak perlu panik. 

Anak-anak sering melakukan hal-hal tersebut karena mereka belum paham tentang konsep kepemilikan. Dalam pikiran mereka, mereka adalah pusat dunianya sendiri. Mereka belum bisa sepenuhnya membedakan milikku dan miliknya. Semuanya adalah milikku. Begitulah yang anak pikirkan. Wajar kalau anak sering berebut mainan atau sulit diajak berbagi. 

Jangan terlalu cepat menilai anak serakah, saat mereka tidak mau berbagi mainan. Jangan terlalu cepat menilai anak sebagai perusak barang, saat mereka merusak barang Anda. Jangan cepat-cepat menilai anak sebagai anak bandel, saat mereka tak mau berhenti mencoret-coret tembok. Mereka melakukannya semata-mata karena pada usia 1 – 2 tahun mereka mempunyai ikatan yang kuat dengan benda-benda. Selain itu, mereka juga selalu berusaha memuaskan rasa ingin tahu mereka. 

Yang perlu kita lakukan sebagai orang tua adalah, mengajarkan konsep kepemilikan kepada anak, agar mereka dapat menghargai barang miliknya, milik orang lain, dan milik bersama. Pemahaman anak tentu tak dapat kita ubah dalam semalam. Perlu proses dan kesabaran orang tua dalam mendidik anak supaya pemahaman mereka akan kepemilikan bisa berkembang dan dunia mereka juga meluas. 

Ada banyak hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan konsep kepemilikan pada anak. Beberapa di antaranya: 

Ajak Anak Bermain dengan Anda. 

Saat anak bermain dengan Anda, pinjamlah mainannya. Buat anak tahu bahwa mainan mereka akan kembali jika dipinjam. Mintalah pada anak Anda benda atau mainan yang sudah tidak mereka senangi. Jika diberikan, simpan barang itu dan jangan dikembalikan ke anak. Ini dilakukan untuk mengajari anak perbedaan antara meminta dan meminjam. Kenapa hal ini perlu mereka lakukan dengan Anda lebih dulu, alih-alih dengan temannya. Karena biasanya anak usia dini lebih percaya orang tuanya dari pada temannya sendiri. Mereka tahu orang tuanya tidak akan mengamuk atau merebut mainan mereka secara paksa. Jadi, dorong anak membedakan pinjam dan minta. 

Gambar: koleksi pribadi

Ajak Anak ke Taman Bermain. 

Alat-alat bermain di taman bermain adalah milik bersama. Semua anak boleh menggunakannya. Dengan bermain di taman bermain, anak-anak akan belajar konsep kepemilikan bersama. Ajarkan anak untuk bergantian menggunakan alat-alat bermain yang ada. 

Tegaskan Kepemilikan Barang-Barang di Rumah. 

Beri tahu anak Anda barang apa saja yang boleh digunakan semua orang di rumah, barang mana saja yang boleh digunakan hanya jika dapat izin dari pemiliknya, dan barang mana saja yang boleh ia gunakan tanpa izin. Misalnya, katakan, “Televisi milik ayah, tembok milik ayah, buku milik adik, sepeda milik kakak. Kalau mau main sepeda, berarti kamu harus izin kakak. Kalau mau menonton televisi, kamu harus izin sama ayah.” Katakan juga pada anak-anak barang apa saja yang termasuk milik bersama. Ini akan membuat anak lebih mudah memahami konsep kepemilikan dan menghargai milik orang lain. 

Jangan Paksa Anak Anda Berbagi dengan Temannya. 

Kadang orang tua memaksa anaknya berbagi saat jelas-jelas anaknya tak mau berbagi. Niatnya baik, untuk mengajarkan indahnya berbagi. Namun, cara seperti ini sebenarnya keliru. Sebelum berbagi anak harus dapat merasakan apa yang namanya memiliki. Bukankah kita tak bisa berbagi kalau kita tak memiliki apa pun? Maka, sebelum memahami apa itu berbagi anak harus paham dahulu konsep kepemilikan. 

Sebelum ada teman-teman sebayanya datang, bantulah anak untuk memutuskan mainan apa yang ingin dia simpan dan mainan mana yang ingin ia pinjamkan atau berikan ke tamannya. Kalau anak tahu bahwa dia tidak selalu harus memberikan barangnya, akan lebih mudah baginya untuk meminjamkan atau bahkan memberikan barangnya.

Ajarkan Kata Pinjam

Ajarkan pada anak untuk berkata ‘pinjam’, bukan ‘minta’. Kata pinjam mengacu pada ‘mengembalikan,’ sementara kata ‘minta’ mengacu pada memiliki. 

Katakan pada anak bahwa meminjam berarti harus mengembalikan. Bila ada teman yang meminjam, pasti dia akan mengembalikannya. Penjelasan Anda mungkin tak terlalu dipahami anak, tapi  pengalaman menerima kembali barangnya yang dipinjam, membuat anak belajar bahwa dia tidak akan kehilangan miliknya.

Jangan Membentak Anak

Kalau anak Anda yang masih kecil berebut mainan dengan temannya atau mencoret-coret rumah Anda yang baru dicat, kendalikan kemarahan Anda. Jangan sampai Anda membentak anak Anda. Membentak anak mungkin akan membuat mereka berhenti melakukannya, tapi percayalah itu bukan cara yang bagus untuk mengajarkan kepemilikan. 

Label:

Ulasan Buku l Tips l Pendidikan Anak l Unduh l Pendidikan l Loker Guru l Sambung KataCerpen l Info Guru 

Artikel terkait:

Resolusi Tahun Baru 2022 yang Tidak Muluk-Muluk Tapi Berdampak Besar Dalam Hidupmu

Cara Mengajari Anak Konsep Kepemilikan Sejak Dini

Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab Sejak Kecil | Caranya?

Kebohongan-Kebohongan Paling Sering Dilakukan Orangtua di Depan Anaknya

Menjadi Orangtua yang Kompak Mendidik Anak! Caranya?

7 Cara Bahagia Menjalani Hidup Seperti Anak-Anak

Memaknai Isra Mi’raj Dalam Laku Kehidupan Modern

Adab Menjenguk Bayi yang Baru Lahir

5 Cara Meraih Lailatul Qadar di Bulan Ramadan

Cara Membesarkan Anak yang Tangguh Dan Bahagia Seperti Orang Denmark

7 Tips Menjaga Semangat Belajar Saat Bulan Ramadhan

8 Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan





Komentar

Postingan Populer