“Saeka Kapti di Bawah Langit MetroBara: Kisah Semangat, Kebersamaan, dan Harapan pada HUT ke-30 MTs N 2 Banjarnegara”
Pagi itu, Selasa, 2 Desember 2025, halaman MTs Negeri 2 Banjarnegara berubah menjadi lautan manusia yang bergerak serempak. Dari kejauhan, barisan siswa tampak seperti pola geometris raksasa yang tersusun rapi, memanjang hingga ke sudut-sudut lapangan. Langit biru dengan awan tipis yang tertiup angin menjadi latar yang pas untuk perayaan besar: Hari Ulang Tahun ke-30 MTs N 2 Banjarnegara, yang akrab disebut MetroBara.
Meski matahari naik cepat dan cuaca mulai terasa terik,
semangat para siswa justru seolah mengimbangi panas yang turun dari langit.
Tepat pukul 08.00, suara musik Melayu menggema, mengalun ritmis dan penuh
energi. Dalam hitungan detik, 1.039 siswa mulai menggerakkan tangan,
bahu, dan langkah secara serempak dalam Tari Melayu Massal—pertunjukan
pembuka yang menjadi ikon perayaan HUT MetroBara tahun ini.
Dari atas gedung lantai dua, pemandangan itu tampak
menakjubkan: barisan siswa bergerak harmonis seperti ombak yang menyapu pantai.
Kostum serba hitam berpadu dengan putih yang melambai mengikuti gerakan. Tidak
tampak wajah murung atau enggan—yang terlihat hanyalah senyum mengembang dan
tatapan penuh antusias.
“Panas banget, tapi seru! Apalagi bisa menari bareng
teman-teman satu madrasah,” ujar salah satu siswi sambil menyeka keringat. Di sekelilingnya, teman-teman yang lain
mengangguk, wajah mereka tetap berbinar meski pipi memerah karena terik.
Kegiatan pembukaan HUT MetroBara tahun ini memang dirancang
untuk memberi pengalaman kebersamaan yang tak terlupakan. Tari Melayu dipilih
bukan tanpa alasan. Tarian ini menggambarkan keramahan, kekompakan, dan gerak
yang dinamis—tiga hal yang ingin terus ditanamkan kepada seluruh warga
madrasah.
Setelah tarian usai, tepuk tangan meriah menggema. Seolah
tidak ingin kalah hangat dari suasana, pembukaan dilanjutkan dengan pemotongan
tumpeng oleh Kepala MTs N 2 Banjarnegara, Dra. Ratna Ayu Kartika Wulan,
M.M., Pd. Tumpeng kuning itu berdiri megah di atas meja yang dikelilingi para
guru dan tamu undangan. Saat potongan pertama diberikan, ada harapan yang
mengalir: harapan agar MetroBara terus tumbuh, berkarya, dan berjaya.
Tiga Dekade MetroBara: Lebih dari Sekadar Perayaan
HUT ke-30 bukan sekadar angka. Tiga dekade adalah cerita
panjang tentang perjuangan guru, kerja keras siswa, dan dukungan masyarakat.
Karena itu, HUT MetroBara tahun ini tidak hanya dirayakan dengan seremoni pagi.
Ada rangkaian acara yang berlangsung selama hampir dua minggu.
Tema yang diangkat, “Saeka Kapti; Karsa, Karya, Jaya –
Satu Cita dalam Karya Menuju MetroBara Jaya”, terasa sangat menggugah.
Dalam bahasa Jawa, Saeka Kapti bermakna satu kehendak atau satu tujuan.
Mewakili filosofi bahwa seluruh warga MetroBara memiliki cita bersama yang
ingin diraih melalui karya nyata dan usaha yang selaras.
Salah satu kegiatan yang langsung memeriahkan madrasah
setelah pembukaan adalah Lomba Cerdas Cermat (LCC) Antar Kelas. Berbeda
dengan lomba cerdas cermat tahun-tahun sebelumnya, kali ini panitia menggunakan
sistem Computer Assisted Test (CAT) di laboratorium komputer. Suasana
ruang lab siang itu dipenuhi ketegangan sekaligus antusiasme. Siswa-siswa
tampak serius menatap layar monitor, sementara pendamping mengawasi dari
kejauhan.
“Dengan model CAT, lomba jadi lebih fair dan cepat.
Anak-anak juga belajar membiasakan diri dengan ujian berbasis teknologi,” ujar
salah satu panitia sambil memantau pergerakan skor di layar kontrol.
Selain kompetisi internal, HUT MetroBara ke-30 juga membuka peluang bagi siswa SD/MI se-Banjarnegara untuk berpartisipasi. Ada berbagai lomba seperti voli, tenis meja, tilawah, tahfidz, solo song, hingga e-sport Mobile Legends. Kehadiran lomba-lomba eksternal ini bukan hanya untuk meramaikan acara, tetapi juga menjadi ajang membangun hubungan baik dengan sekolah-sekolah di sekitar.
Menuju Puncak Rangkaian Acara
HUT MetroBara tahun ini akan mencapai puncaknya pada 16
Desember 2025. Dua agenda besar akan menjadi sorotan: Jalan Gayeng
dan Tasyakuran Akbar. Jalan Gayeng adalah tradisi unik MetroBara,
semacam jalan sehat namun dikemas lebih ceria dengan kostum, musik, dan hadiah
menarik. Sedangkan tasyakuran menjadi bentuk syukur dan doa bersama agar
MetroBara terus diberi kekuatan dalam menjalankan tugas mulianya sebagai
lembaga pendidikan.
Melihat rangkaian kegiatan yang begitu berwarna, jelas bahwa
HUT MetroBara bukan hanya perayaan lahirnya sebuah institusi. Lebih dari itu,
ia adalah momentum untuk mengikat kembali nilai-nilai kebersamaan, memupuk
semangat berkarya, dan meneguhkan identitas bahwa MetroBara adalah rumah besar
bagi semua warganya.
Di Antara Gerak, Suara, dan Harapan
Saat matahari hampir mencapai titik tertinggi, halaman
madrasah mulai lengang. Barisan tari sudah bubar, para siswa kembali ke kelas,
panitia bergegas menata ulang peralatan, dan para guru menghela napas lega.
Namun, jejak perayaan pagi itu belum hilang. Di lantai
lapangan masih terlihat garis-garis bekas barisan rapi ribuan siswa. Di udara
masih terasa gema musik Melayu yang mengalun sejak pagi. Dan dalam benak setiap
warga madrasah, masih terpatri satu pesan penting: Saeka Kapti—satu cita
yang ingin diraih bersama.
Karena pada akhirnya, ulang tahun bukan sekadar hitungan
tahun. Ia adalah kesempatan untuk menoleh ke belakang, mensyukuri perjalanan,
lalu melangkah maju dengan lebih percaya diri. Dan MetroBara telah memulainya
dengan indah—melalui tarian semangat, tumpeng syukur, dan rangkaian kegiatan
yang menghidupkan kembali energi kebersamaan.
MTs N 2 Banjarnegara memasuki usia ke-30 dengan langkah mantap, diiringi karya, karsa, dan doa seluruh warganya. Dan pagi itu, di bawah langit yang cerah, MetroBara sekali lagi menegaskan janjinya: melangkah bersama, menuju masa depan yang jaya.

selamat ulang tahun metrobara semoga sukses selalu🥳🥳
BalasHapusSemoga MTsN 2 Banjarnegara semakin JAYA
BalasHapus