Langsung ke konten utama

Mengapa Hukuman Tak Selalu Membuat Siswa Kapok

"Manusia mempunyai kesadaran diri untuk memilih respons yang menurutnya paling tepat. Sedangkan binatang tidak. Mungkin itulah mengapa banyak yang bilang bahwa hidup adalah pilihan."

Ada sebuah teori yang dinamakan stimulus dan respons. Dulu, ketika pertama kali mendengar dari mana teori ini dihasilkan, saya langsung tidak setuju jika teori ini dijadikan dasar dalam pendidikan. 

Namun, saya tidak punya argumen yang kuat untuk menolak teori ini. Boleh dikatakan, saya masih terlelu cupu soal dunia pendidikan. Sekarang pun mungkin demikian. Hehehe

Teori ini dihasilkan dari sebuah penelitian yang dilakukan terhadap seekor anjing. Seekor anjing yang diberikan stimulus yang tepat akan merespons stimulus tersebut jika dibiasakan dengan benar.

Stimulus yang diberikan adalah bunyi lonceng dan makanan yang diberikan kepada anjing. Setiap lonceng dibunyikan, maka si anjing akan diberi makanan. Itu adalah stimulusnya. 

Stimulus ini diberikan secara berulang-ulang hingga si anjing terbiasa. Setelah terbiasa, saat mendengar suara lonceng dibunyikan, si anjing akan mendekat ke arah sumber suara sambil meneteskan liur karena tahu akan diberi makanan. Dengan demikian respons anjing terhadap suara lonceng dapat diprediksi dengan akurat.

Dulu saya tidak menyukai teori ini digunakan dalam dunia pendidikan hanya lantaran teori ini dihasilkan dari penelitian terhadap seekor anjing. Tentu, alasan saya ini hanyalah alasan sentimen manusia terhadap binatang, sentimen yang tumbuh berdasarkan asumsi bahwa manusia derajatnya lebih tinggi dari binatang. Saya beranggapan bahwa mendidik anjing dan mendidik manusia tidaklah bisa disamakan. 

Stimulus dan respons mungkin tepat untuk binatang, namun tidak tepat untuk manusia. Di antara stimulus dan respons harusnya ada sebuah ruang kosong tempat manusia berada, mari kita sebut saja “ruang bebas”, sehingga menjadi stimulus-ruang bebas-respons. Dalam ruang bebas ini manusia menentukan pilihan respons yang menurutnya paling tepat atas stimulus yang diterimanya. 

Contohnya, ada seseorang yang tiba-tiba mendapatkan uang dalam jumlah sangat besar dengan cuma-cuma. Ini adalah stimulus. Dia bebas memilih respons apa yang akan dia lakukan terhadap stimulus tersebut. 

Dia mungkin akan menyimpannya di bank. Bisa juga dia akan menghabiskannya untuk berpesta, membeli rumah baru, dan menghabiskannya tanpa sisa. Mana yang dia pilih? Dia bebas memilih yang mana pun yang dia mau, yang menurutnya tepat. Dengan kata lain, dia punya pilihan sebelum memberikan respons. 

Manusia mempunyai kesadaran diri untuk memilih respons yang menurutnya paling tepat. Sedangkan binatang tidak. Mungkin itulah mengapa banyak yang bilang bahwa hidup adalah pilihan. 

Suatu hari, bisa saja ponsel kita dicuri orang, tapi kita, dengan sadar memilih untuk tetap tenang. Kita memilih untuk sadar, bahwa kita sebenarnya tak punya apa-apa. Semua hanya titipan. Respons kita terhadap peristiwa tersebut bisa dengan sadar kita pilih. 

Mari kita kembali lagi ke pendidikan. 

Stimulus dalam pendidikan sering diberikan dalam dua bentuk, yaitu imbalan dan hukuman atau reward and punishment. Siswa yang rajin, terampil, dan aktif dalam kelas diberi imbalan, mungkin pujian atau nilai yang bagus agar terdorong untuk terus bertindak demikian. 

Siswa yang malas, sering bolos, merokok di sekolah diberi hukuman, mungkin dijemur di lapangan atau dipajang di depan barisan saat upacara hari Senin agar dia jera dan tak melakukannya lagi. Cara seperti ini kerap berhasil, kerap juga gagal. 

Ada banyak siswa yang tetap buruk perangainya tak peduli seberapa banyak hukuman yang telah dia peroleh. Dulu saya punya teman seperti itu di sekolah. Dia tidak pernah jera. Sangat sulit untuk “menjinakkannya” dan banyak guru yang akhirnya putus asa. 

Stimulus berupa hukuman telah diberikan. Lalu kita berharap siswa merespons stimulus tersebut dengan berhenti melakukan hal-hal yang melanggar aturan. Pendidik kerap mengabaikan “ruang bebas” antara stimulus dan respons. 

Ruang bebas inilah yang membuat teman saya dulu, tidak pernah jera dengan hukuman yang diberikan oleh guru. Dia dengan sadar memilih respons yang menurutnya tepat, yaitu menikmati hukuman itu. 

Mengapa dia memilih respons itu? Karena hanya dengan cara itulah dia merasa diperhatikan oleh guru-gurunya dan mendapat semacam pengakuan dari teman-temannya bahwa dia ada, dia bagian dari yang lain, meskipun dalam bentuk yang tak disukai teman-temannya. 

Akan sangat berbahaya jika para pendidik merasa bahwa dengan memberi stimulus berupa reward and punishment maka masalah selesai. Para pendidik perlu menyadari bahwa setiap siswa mempunyai kesadaran untuk memilih berdasarkan kerangka berpikirnya masing-masing. 

Untuk mengetahui kerangka berpikir itu, para pendidik perlu bertanya mengapa, dan tentu mencari tahu jawabannya. Mengapa dia melakukannya? Mengapa dia tidak pernah jera? Mengapa dia sering bolos? Dan mengapa-mengapa yang lain. 

Hal ini pasti akan sulit dilakukan karena memaksa pendidik berpikir dengan kerangka berpikir siswa. 

Oleh sebab itulah, tak banyak pendidik yang mau melakukannya.

Jika pun ada yang bertanya mengapa, itu hanyalah sebuah basa-basi yang benar-benar basi sebelum akhirnya guru menjatuhkan hukuman yang itu-itu saja. 

Salam.

Artikel lain di blog guru mulang:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Deskripsi - Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 - Fase D

TEKS DESKRIPSI Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan sangat sering menemukan teks deskripsi. Misalnya, saat kita berbelanja secara online, kita sering menemukan teks deskripsi dalam sebuah produk. Penjual perlu mendeskripsikan produknya dengan jelas agar pembeli dapat memilih barang yang mereka butuhkan dengan tepat. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tentang teks deskripsi. Bacalah materi berikut ini dengan saksama! Tanyakan kepada gurumu jika ada bagian yang sulit kamu pahami! Mengapa Kamu Perlu Mempelajari Teks Deskripsi? Adalah sebuah kekonyolan jika kamu mempelajari sesuatu tanpa tahu manfaatnya apa. Tapi, kekonyolan ini pun terkadang masih lebih baik dari pada tidak mempelajari apapun dalam hidupmu. Kalau kamu tahu apa manfaat mempelajari sesuatu, kamu bisa memutuskan akan mempelajarinya dengan tekun atau tidak sama sekali. Maka dari itu, mari kita bahas terlebih dahulu apa saja manfaat mempelajari teks deskripsi. Beberapa manfaat yang bisa kamu peroleh dengan...

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Kaligrafi Karya Kelas 5 - MI GUPPI Rakitan - Tahun Pelajaran 2024/2025

Pada Ramadhan tahun ini, kami kembali mengadakan lomba membuat kaligrafi. Kali ini, ketentuannya adalah membuat kaligrafi dari salah satu surah dalam Al-Quran, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas. Ini adalah hasil karya kelas 5 yang sempat kuabadikan dalam foto. Kuunggah di sini sebagai kenang-kenangan.  Hasilnya memang tidak terlalu bagus, selain karena memang jarang latihan, waktu pembuatannya juga mepet sekali dengan keharusan memilih salah satu surat yang untuk dibuat kaligrafi sebenarnya terbilang cukup panjang untuk kelas 5. Tapi, ini sudah lumayan, kok. 

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...

Karya Fotografi Kelas 5 MI GUPPI Rakitan

Melihat foto ini jiwa bolangku terusik. Bisa menyaksikan pemandangan seperti dalam foto ini secara langsung pasti sangat mendamaikan pikiran. Kapan, ya? Karya Fotografi Kelas 5           Ada satu mapel baru buat kelas 5 tahun ini, yaitu informatika. Materinya berkaitan dengan algoritma, software komputer, penalaran, editing foto dan video, dan lain sebagainya. Aku menyambut baik adanya mata pelajaran baru ini. Dari materi-materi itu aku pilih yang barangkali lebih dekat dengan dunia siswa, yaitu editing foto dan video. Aku memberikan tugas pertama buat mereka untuk mengambil foto apa saja yang menurut mereka indah dan pantas dibagikan. Beberapa siswa berinisiatif mengedit foto yang mereka ambil. Itu bagus dan memang itu tujuan awalku memberi tugas ini. Ini adalah hasil tugas mereka: Bunga putih dengan latar belakang tanaman lain. Komposisinya lumayan bagus. Namun, jika yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan adalah bagian bunganya, alangkah baiknya j...

Bahagia Menjalani Hidup Seperti Anak-Anak

Saya rasa, satu kualitas hidup yang dimiliki anak-anak dan membuat mereka mudah bahagia adalah kemampuan mereka untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagai guru SD jarang sekali saya mendapati murid-murid saya bersedih atas suatu masalah. Mereka memang mudah menangis kalau mengalami satu masalah yang sulit mereka atasi. Misalnya, saat berantem dengan temannya. Namun, itu tak pernah berlangsung lama. Hari itu juga mereka bisa berbaikan lalu kembali ketawa-ketiwi seolah tak terjadi apa-apa. Mereka terlihat selalu bahagia. Apa rahasianya? Saya penasaran mengapa anak kecil selalu terlihat bahagia. Sebagai guru SD, saya punya banyak waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka dan mencoba mencari tahu mengapa mereka selalu terlihat bahagia. Setidaknya, ada beberapa hal yang saya kira menjadi penyebab anak kecil relatif terlihat selalu bahagia. 1. Mudah memaafkan Saat mengajar kelas 4, ada seorang siswa yang berkelahi dengan temannya. Waktu itu saya sedang memeriksa kelom...

13 Rekomendasi Film Inspiratif Untuk Anak-Anak; Cocok Untuk Mengisi Liburan Sekolah

"Film ini bercerita tentang seorang alien rindu kampung halaman yang mendaratkan pesawat ruang angkasanya di dekat Hutan Afrika yang penuh warna. Teman-teman hewan barunya perlu membawanya kembali ke kapalnya dan mengajarinya tentang persahabatan dan kesenangan sebelum ayahnya yang Penakluk Luar Angkasa dapat mengambil alih planet bumi ini." -- Jungle Beat: The Movie -- 13 Film Inspiratif Dalam dan Luar Negeri           Untuk mengisi kegiatan selama pesantren kilat di madrasah, aku ditugasi mengunduh film yang cocok untuk anak-anak MI. Kelas 1 dan 2 direncanakan menonton pada hari Senin, sedangkan kelas 3 hingga 6 pada hari Selasa. Aku dapat tugas mencari film untuk kelas 3 hingga 6. Agak susah mencari film untuk kelas 3 hingga 6 karena kriteria yang diberikan kepala sekolah adalah harus inspiratif.           Masalahnya, anak-anak sekarang mudah sekali bosan. Mereka terbiasa menikmati video-video pendek yang sangat menarik de...

Selesai Mengisi DRH, Terima SK CPNS, Selanjutnya Ngapain?

Selesai Mengisi DRH, Terima SK CPNS, Selanjutnya Ngapain? Alhamdulillah! Pada percobaanku yang kedua mengikuti seleksi CPNS, aku dinyatakan lolos. Aku ucapkan selamat untuk diriku sendiri dan untuk teman-teman yang juga lolos pada selesksi CPNS 2024 ini. Selamat!!! Akhirnya kalian berhasil. Aku juga. Kita berhasil. Hore!!! Aku telah menyelesaikan pengisian DRH di akunku. Sama seperti kalian, aku juga sedang menunggu kabar gembira turunnya SK CPNS. Nah, sambil menunggu turunnya SK CPNS yang entah kapan itu dan yang sempat membuat kita khawatir berjamaah, aku meluangkan waktu untuk merangkum persiapan apa saja yang diperlukan untuk menjadi PNS sejati. Tapi, PNS sejati itu yang kayak apa? Tujuanku menulis artikel ini untuk membantu mempersiapkan diriku sendiri. Kalau tulisan ini bermanfaat buat kalian… lumayan buat tabungan pahalaku. Kalau tidak bermanfaat skip saja! Berikut ini aku rangkum dari berbagai sumber, apa saja yang perlu dipersiapkan setelah mengakhiri pengisian D...