Langsung ke konten utama

Lato-Lato; Nama Lain, Sejarah, Manfaat, dan Potensinya Sebagai Media Pembelajaran

Libur sekolah sudah usai. Anak-anak kembali menjalani rutinitas belajar di sekolah seperti biasa. Saya pun demikian: menjalani aktivitas sebagai seorang guru. 

Kali ini suasana di sekolah saya agak sedikit berbeda. Sekolah riuh oleh suara mainan anak-anak yang saat ini sedang viral: lato-lato. Ya, hampir semua siswa saya membawa mainan ini dan tentu saja memainkannya.

Permainan tradisional lato-lato saat ini memang tengah digandrungi siswa-siswa saya. Tak hanya itu, wali siswa yang tentu saja orang dewasa juga menggandrunginya. Permainan ini memanfaatkan dua buah bola terikat saling beradu yang menghasilkan bunyi khas membuat orang ingin mencobanya. 

Lato-lato memang tepat menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang sebab permainan ini sederhana dan bisa dimainkan sendiri. Suara khas dari dua bola yang saling beradu membuat lato-lato disukai banyak orang. 

Ini membuat saya merenung sejenak dan kemudian ingin tahu bagaimana sejarah lato-lato di Indonesia, atau bahkan di dunia. Didorong rasa penasaran itu saya pun melai penjelajahan informasi mengenai lato-lato, mulai dari sejarah, manfaat, hingga potensi lato-lato untuk digunakan dalam pembelajaran. 

Hasil rasa penasaran itulah kemudian saya tuangkan dalam artikel ini. Mari simak sampai akhir, ya. 

Nama Lain Lato-Lato

Lato-lato ternyata punya nama lain di berbagai daerah. Dulu, di daerah saya (Banjarnegara) orang-orang menyebutnya tek-tekan, karena bunyinya tek-tek-tek-tek. Kini orang menyebutnya lato-lato. Maklum, lah, sekarang viral sehingga nama viralnya yang lebih sering disebut sekarang.

Di Jawa Tengah pada umumnya lato-lato ini disebut etek-etek karena bunyi permainan sederhana ini memang etek-etek-etek-etek. 

Sementara itu, orang-orang di Jawa Barat menyebut permainan yang sedang viral ini dengan sebutan nok-nok. 

Di makasar, permainan lato-lato ini disebut dengan katto-katto. Di orang-orang bugis permainan ini awalnya bernama kajao-kajao yang kemudian berubah nama menjadi kato-kato dan kemudian berubah lagi menjadi lato-lato.

Di negeri pamansam Amerika Serikat permainan lato-lato ini disebut clakers. 

Sejarah Lato-Lato

Lato-lato telah dikenal lama di Indonesia sebagai permainan tradisional. Tapi, sebenarnya lato-lato tidak berasal dari Indonesia, melainkan Amerika Serikat (AS). Di negeri asalnya ini lato-lato dinamakan clakers.

Untuk memainkan clackers, kita hanya perlu mengayunkan dua bola menggunakan jari agar saling beradu. Di sinilah sensasi permainan membuat orang menyukainya: suara khas dan unik yang dihasilkan dari dua bola yang saling beradu.

Clackers muncul pertama kali pada 1960-an, lalu mulai populer pada 1970-an.

Di tahun 1990, lato-lato mulai dimainkan di Indonesia. Kala itu, lato-lato banyak dimainkan masyarakat yang ada di desa-desa atau kampung-kampung. 

Nama lato-lato sendiri berasal dari bahasa Bugis, kajao-kajao yang kemudian berubah menjadi kato-kato dan selanjutnya berubah lagi menjadi lato-lato. 

Dikutip dari riauonlin.co.id lato-lato atau clackers yang populer sempat ditampilkan di film seperti Beware! The Blob, yang merupakan film horor komedi fiksi ilmiah independen Amerika Serikat. Film ini tayang pada 1972 yang disutradarai Larry Hagman.

Lato-lato juga hadir di film Love and Sausages tahun 1993 dan menjadi plot dalam episode The Kids in the Hall TV. Sementara itu, pada manga Jojo's Bizarre Adventure, clackers menjadi senjata yang digunakan oleh karakter Joseph Joestar.

Beberapa acara televisi AS, seperti Drake & Josh yang tayang pada 2007 juga pernah menampilkan permainan ini di episode "Megan's First Kiss". Pada 2008, serial televisi Zoey 101 juga menyebut clackers sebagai permainan paling populer di Belanda yang kemudian membuatnya naik daun.

Manfaat Bermain Lato-Lato

Permainan lato-lato bagus untuk mengisi waktu luang anak. Selain itu, ternyata permainan lato-lato juga memiliki manfaat untuk tumbuh kembang anak. Berikut ini sederet manfaat bermain lato-lato untuk tumbuh kembang anak. 
  • Menumbuhkan Sikap Pantang Menyerah
Permainan lato-lato mengharuskan anak  memikirkan cara agar bola bisa terus terbentur tanpa putus dalam waktu yang lama. Saat bermain, anak mungkin akan menghadapi kegagalan beberapa kali.

Lewat kesalahan dan kegagalan kecil yang dihadapi, anak akan belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam bermain lato-lato. 

"Main lato-lato itu harus tahan sakit, jangan gampang nyerah. Soalnya sering kena tangan, harus kuat juga," begitu kata salah seorang siswa saya. 

Bukan tidak mungkin, anak-anak yang bermain lato-lato akan belajar dari orang lain untuk mendapatkan keberhasilan dalam memainkannya.

Hal ini, bisa menjadi bekal bagi anak untuk menumbuhkan sikap tangguh dan pantang menyerah. Anak-anak akan belajar bahwa kegagalan satu kali bukan berarti membawanya pada kegagalan untuk selama-lamanya. 

Anak-anak akan belajar untuk tidak menyerah, mencoba dengan lebih keras lagi, dan berusaha dengan sekuat tenaga agar keberhasilan dapat diwujudkan. Permainan ini juga mengajarkan anak untuk tidak malu belajar dari orang lain karena itu adalah salah satu cara untuk mencapai keberhasilan.
  • Menumbuhkan Persaingan yang Sehat
Siswa-siswa saya biasanya memainkan lato-lato untuk bersaing satu sama lain menjadi yang paling lama memainkannya. Hal ini tentu saja bisa menanamkan sportifitas pada anak. Pasalnya, permainan ini jauh dari kecurangan-kecurangan. 

"Aku jadi yang paling lama, Pak. 5 menit," ungkap Husna saat berhasil memainkan lato-lato mengalahkan teman-temannya. 

Tidak seperti permainan lain misalnya game online yang bisa dicurangi dengan trik-trik tertentu yang bisa mencederai sportifitas anak. 
  • Mengoptimalkan Gerak Motorik Anak
Ketika memainkan lato-lato, anak akan menggerakan tangan dan menyesuaikan kekuatan tertentu. Aktivitas ini akan melatih kemampuan tangan, lengan, serta melatih koordinasi mata.

Latihan gerakan motorik merupakan bagian penting dari pertumbuhan anak. Lato-lato merupakan permainan yang tepat untuk ini semua. Perkembangan motorik yang baik bisa membantu anak melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
  • Melatih Kesabaran Anak
Bermain lato-lato tidak semudah yang dibayangkan. Diperlukan latihan dan strategi agar berhasil menguasai trik tertentu dalam permainan ini.

Bagi anak, situasi kegagalan terus menerus merupakan situasi sulit dan bisa membuat frustasi. Situasi ini bisa menjadi kesempatan Anda untuk mengajari anak cara menghadapi perasaan frustasi.

Kondisi tersebut membuat anak akan belajar untuk menerima dan memproses perasaan yang muncul.

Selain itu, permainan ini membutuhkan konsentrasi dan ketenangan tingkat tinggi. Saat situasi terkendali maka tangan bergerak lebih konsisten. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melatih ketenangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Mengalihkan dari Kecanduan Gadget
Ketika gadget menjadi alat untuk kabur dari kesedihan atau kebosanan, serta mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, ini bisa menjadi tanda bahwa anak sudah menggunakannya secara berlebihan. Apalagi jika ia mulai khawatir akan baterai dan gadgetnya diambil.

Menghabiskan waktu yang berlebihan untuk bermain gadget memang tidak sehat, bisa mengakibatkan nilai yang buruk hingga meningkatkan risiko obesitas.

Anda bisa memperkenalkan lato-lato pada anak untuk mengalihkannya dari perangkat elektronik. Selain mengurangi penggunaan gadget, permainan ini juga akan membuatnya lebih aktif bergerak.
Potensi Lato-Lato untuk Pembelajaran 

Potensi Lato-Lato untuk Media Pembelajaran 

Selain digunakan untuk permainan, ternyata lato-lato juga berpotensi dijadikan sebagai media pembelajaran. Apa sajakah potensi lato-lato untuk media pembelajaran? Berikut ini beberapa yang dapat kami uraikan
  • Digunakan Sebagai Media Pembelajaran Bunyi
Seperti yang kita tahu, lato-lato punya bunyi yang khas yang dihasilkan dari benturan anatara dua buah bola di kedua ujung tali. Nah, ini bisa dimanfaatkan untuk mengajarkan terjadinya bunyi. 

Bunyi berasal dari benda yang bergetar. Dari getaran tersebut menyebabkan bunyi dapat didengar oleh indra pendengaran manusia. 

Lato-lato bisa dimainkan juga dengan membenturkannya di lantai atau di pagar. Ini bisa digunakan untuk mempelajari perbedaan besar dan cepatnya rambatan bunyi di benda keras dengan benda gas atau udara. 
  • Digunakan Sebagai Media Pembelajaran Gaya dan Gerak
Lato-lato juga bisa digunakan untuk media pembelajaran gaya dan gerak. Gaya dan gerak adalah materi pembelajaran di kelas 4 SD. 

Sifat-sifat gaya antara lain dapat mengubah bentuk benda, mengubah kecepatan benda, dan mengubah arah gerak suatu benda. 

Gaya yang diberikan pada lato-lato dapat mengubah arah gerak dari lato-lato yang dimankan. 

Selain itu, gaya yang diberikan ke lato-lato juga bisa mengubah kecepatan pantulan bola yang menggantung di lato-lato. 
  • Digunakan Untuk Mengajarkan Konsep Frekuensi 
Dalam KBBI frekuensi diartikan sebagai kekerapan. Nah, dengan lato-lato siswa bisa diminta mencatat berapa kali dalam satu menit bola lato-lato memantul satu sama lain. Ini akan melatih kejelian siswa dalam melakukan pengukuran. 

Siswa bisa diminta membandingkan hasil pengukurannya dengan siswa lain terkait frekuensi benturan bola lato-lato dalam satu menit. Nah, dengan begitu, siswa akan lebih mudah memahami apa itu konsep frekuensi. 

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi Anda. 

Baca artikel lain di blog guru mulang: 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Meninggalkan Jejak Kebaikan

"Aku tak cuma seorang guru di sana. Aku menjelma menjadi tukang cat dinding, tukang potong rumput dan tanaman hias, tukang membetulkan atap yang bocor, tukang antar siswa pulang sekolah, petani singkong dan jagung, sampai menjadi tukang air." - Guru Mulang - Ketika aku masih kuliah di semester delapan, aku mendapat tawaran bekerja di salah satu sekolah di desaku. Tepatnya di MI GUPPI Rakitan. Aku menolak. Saat itu, aku masih mengerjakan skripsi. Mengerjakan skripsi saja rasanya sudah keteteran sekali, apalagi ditambah dengan beban pekerjaan. Aku merasa tak mampu. Aku berencana mengejar target lulus sebelum pembukaan rekrutmen CPNS dimulai dan akan mengikuti rekrutmen CPNS. Namun, sialnya aku lulus ketika proses rekrutmen telah berakhir. Dan sejak saat itu proses rekrutmen CPNS tak kunjung dibuka.  Aku teringat tawaran untuk bekerja di MI GUPPI Rakitan, tempat dulu aku bersekolah. Aku datang ke sana memakai baju lengan panjang berwarna biru dan mengajukan lamaran pekerjaan. ...

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...

Negeri Jagung dan Anak-Anaknya | Ulasan Buku Bocah Penjinak Angin, William Kamkwamba

"Penggambaran suasana saat terjadinya bencana kelaparan benar-benar bikin merinding. Orang-orang berjalan gontai seperti zombi. Tubuh mereka kurus seperti menyisakan tulang dan kulitnya saja." “Bocah Penjinak Angin” adalah sebuah novel yang bisa kutebak alur ceritanya dengan membaca uraian singkat di belakang buku. Memang ada jenis novel yang seperti itu. Buku ini salah satunya. Aku membeli dan membacanya, sebab yang menarik bukanlah alur cerita buku itu, melainkan gambaran kondisi di suatu lingkungan yang asing buatku. Afrika. Ketertarikanku terhadap buku ini juga karena kisah dalam buku ini diambil dari kisah nyata penulisnya. Latar tempatnya di Malawi, salah satu negara di wilayah benua Afrika. Aku belum pernah membaca novel dengan latar wilayah Afrika. Jadi, sepertinya menarik.  Malawi termasuk negara miskin. Saking miskinnya dari seluruh wilayah, hanya sekitar 11 % yang menikmati listrik. Aktivitas warga setelah matahari terbenam otomatis terhenti dan yang ada tinggal lo...

Bahagia Menjalani Hidup Seperti Anak-Anak

Saya rasa, satu kualitas hidup yang dimiliki anak-anak dan membuat mereka mudah bahagia adalah kemampuan mereka untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagai guru SD jarang sekali saya mendapati murid-murid saya bersedih atas suatu masalah. Mereka memang mudah menangis kalau mengalami satu masalah yang sulit mereka atasi. Misalnya, saat berantem dengan temannya. Namun, itu tak pernah berlangsung lama. Hari itu juga mereka bisa berbaikan lalu kembali ketawa-ketiwi seolah tak terjadi apa-apa. Mereka terlihat selalu bahagia. Apa rahasianya? Saya penasaran mengapa anak kecil selalu terlihat bahagia. Sebagai guru SD, saya punya banyak waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka dan mencoba mencari tahu mengapa mereka selalu terlihat bahagia. Setidaknya, ada beberapa hal yang saya kira menjadi penyebab anak kecil relatif terlihat selalu bahagia. 1. Mudah memaafkan Saat mengajar kelas 4, ada seorang siswa yang berkelahi dengan temannya. Waktu itu saya sedang memeriksa kelom...

Resensi Buku Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma

  Mulai dari seorang pendekar yang meloncat dari satu rumah ke rumah lain, percintaan di dalam kereta api, anak pelacur yang kebingungan menulis cerita, senja yang dicuri, pemain bola yang menggiring bolanya sampai ke ujung dunia; apapun bisa ditulis oleh Seno. OPEN ENDING DAN CERITA YANG TELAH SELESAI DITULIS Selama liburan semester, tak banyak yang bisa saya lakukan selain membaca buku. Dari pada tidak melakukan apapun, saya duduk di sofa, buku di tangan kiri, kopi di tangan kanan, jodoh di tangan Tuhan. Mantap! Mulailah saya membaca. “Senja dan Cinta yang Berdarah,”adalah salah satu buku yang saya baca. Buku ini berisi 85 cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma di Harian Kompas 1978-2013. Cerita pertama yang saya baca adalah “Pembunuhan”(1978). Seorang pengarang cerita detektif (pensiunan intel melayu yang sangat dibenci bandit-bandit) menulis cerita tentang seorang pencari kayu bakar di hutan yang melihat mayat perempuan dan seorang lelaki yang berlari membawa gol...

Membaca Percikan Pemikiran Dr. M. Arfan Mu’ammar, M.Pd.I dalam Nalar Kritis Pendidikan

"Kekerasan simbolik dilakukan dengan mekanisme “penyembunyian kekerasan” menjadi sesuatu yang diterima    sebagai “yang memang seharusnya demikian.” - Pierre Bourdieu - Buku “Nalar Kritis Pendidikan” ditulis oleh M. Arfan Mu’ammar, seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Di sampul depan buku ini ada gambar wajah manusia dengan bagian kepala dibuat transparan sehingga otak di dalamnya terlihat. Gambar ini sesuai sekali dengan judul buku. Nalar kritis tentu erat kaitannya dengan otak yang merupakan sarana berpikir kritis. Kalau otak tidak beres bagaimana mau berpikir kritis? Bagian latar belakang gambar wajah manusia itu adalah benda-benda yang erat kaitannya dengan pendidikan. Banyak sekali. Pulpen, pensil, bola, gitar, buku, kok, tas sekolah, mesin ketik, kuas, cat, dan telepon pintar. Benda-benda ini boleh jadi melambangkan betapa pendidikan itu kompleks sekali. Ia tak semata-mata mengurus perihal kecerdasan otak. Ia juga mengurus kelembutan perasaan yang dipero...

Mengisap Asap

"Masyarakat kita didominasi orang-orang miskin. Masalah sampah tentu saja bukan menjadi prioritas. Prioritas orang-orang miskin tentu saja bagaimana memperoleh uang untuk membiayai kehidupan mereka. Jadi, kalau lingkungan kita masih berantakan, masih ada sampah di mana-mana, bisa jadi kita masih tergolong orang-orang miskin. Ya, miskin harta. Ya, miskin ilmu."  MENGISAP ASAP Salah satu harapan hidup di desa adalah dapat menghirup udara segar di pagi hari. Namun, harapan hanya harapan. Nyatanya, orang-orang di desa kerap membakar sampah mereka tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Orang-orang telah menganggap biasa hal ini. Mereka mungkin tidak merasa bersalah dan tidak tahu bahwa sebenarnya yang mereka lakukan melanggar hukum. Asap dari sampah yang mereka bakar menjadi polutan yang terisap masuk sistem pernapasan manusia. Aku kesal sekali dengan hal ini. Pasalnya, perjalananku berangkat kerja diwarnai asap pekat hasil pembakaran sampah di pinggir jalan. Dari Desa Ampel...