10 Buku yang Harus Kamu Baca Minimal Sekali dalam Seumur Hidup

Buku tak akan mengubah duniamu. Tapi, buku mampu mengubah caramu melihat dunia.

Membaca buku adalah kegiatan yang sangat banyak manfaatnya. Selain menambah wawasan, membaca buku dapat menstimulasi mentalmu, mengurangi stres, meningkatkan kreativitas hingga meningkatkan kualitas memori otak. Nah, tunggu apa lagi! Mulailah membaca lebih banyak buku.

Kali ini saya mau merekomendasikan 10 buku yang bisa mengubah caramu melihat dunia. Makanya, kamu harus baca minimal sekali dalam hidupmu. Langsung saja, ini dia 10 buku yang saya maksud.

1. Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Buku ini adalah buku self-improvement yang unik. Betapa tidak, dari judulnya saja sudah membuat orang penasaran. Di bab pertama buku ini ada tulisan menarik tentang Bukowski dengan judul yang membuat orang bisa salah paham. Judulnya, Jangan Berusaha. Lho, buku self-improvement kok malah nyuruh jangan berusaha?! Maksudnya gima, nih buku!

Ternyata, yang dimaksud jangan berusaha adalah jangan berusaha mengubah dirimu menjadi orang lain. Bab-bab selanjutnya dalam buku ini memberi jawaban perihal bodo amat macam apa yang sebenarnya perlu dilakukan agar kita bisa tetap waras di zaman yang serba gila ini.

Buku ini memiliki judul-judul gila, yang nyatanya benar-benar membawa pikiran pembacanya untuk menjadi lebih waras lewat penjelasan tiap babnya. Menurut saya, ini adalah buku self improvement terbaik yang benar-benar membantu pembacanya meng-improve dirinya.

Baca ulasan lengkap buku ini: Ulasan Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat; Meninjau Ulang Nilai yang Kita Hidupi.

2. The 7 Habits Of Highly Effective People

Sejak dirilis tahun 1989 silam, buku ini sendiri langsung menjadi buku terlaris internasional dan kerap dijadikan referensi dalam memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Stephen sendiri memusatkan perhatiannya tentang bagaimana kebiasaan pribadi maupun profesional dair seseorang. Buku ini pun kerap menekankan mengenai bagaimana kebiasaan membentuk karakter seseorang.

Di awal-awal bab buku ini kamu akan diajak untuk membayangkan pemakamanmu sendiri. Siapa saja orang yang akan hadir di sana, siapa orang yang akan menangisi kepergianmu, dan akan dikenang seperti apa dirimu kelak oleh orang-orang yang kamu sayangi. Nah, membangun kebiasaan yang kokoh sejatinya harus dimulai dari tujuan akhir. Tujuan yang benar-benar paling akhir.

Di buku ini tentu saja ada tujuh kebiasaan yang diungkapkan oleh penulisnya dan bagaimana cara membangunnya sedikit demi sedikit. Tujuh kebiasaan di dalamnya bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja, dalam situasi apa saja. Buku klasik yang masih sangat relevan sampai sekarang.

3. Filosofi Teras

Manusia tak bisa lepas dari masalah. Setiap hari, ada saja masalah yang menghampiri kita. Mulai dari masalah yang sepele hingga masalah berat yang kadang rasanya sulit sekali ditanggung.

Respons orang terhadap masalah sangat beragam. Ada yang cuek, semangat, ada pula yang malah jadi frustrasi gara-gara masalah yang menimpanya.

Saya kira, kita semua ingin jadi orang yang bisa dengan kalem menghadapi masalah yang menerpa kita. Bagaimana caranya?

Membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring ini barangkali bisa menjadi langkah awal untuk belajar kalem menghadapi masalah. Pasalnya, buku ini membahas filsafat stoa dan bagaimana penerapannya dalam hidup sehari-hari.

Awalnya, saya kira buku ini akan sulit dibaca karena berhubungan dengan filsafat. Eh, tapi ternyata saya salah. Bagi saya, buku ini justru enak sekali dibaca.

Meski membahas filsafat stoa yang asalnya dari Yunani kuno, buku ini sama sekali tak membosankan. Ada contoh-contoh nyata penerapan filsafat stoa, ada wawancara dengan narasumber kece-kece, dan ada rangkuman di akhir setiap bab.

Baca ulasan lengkap buku ini: Hidup Kalem Bersama Filofofi Teras

4. Learning How To Learn

Laju perkembangan teknologi di abad ini begitu cepat. Hal ini sangat berpengaruh pada semua bidang kehidupan kita. Pekerjaan-pekerjaan baru yang memerlukan keterampilan baru bermunculan. Sementara banyak pekerjaan lama diambil alih oleh teknologi. Kalau kita tidak sigap memperbarui keterampilan-keterampilan kita, bisa-bisa kita akan tergilas laju perkembangan teknologi yang begitu cepat itu. 

Untuk dapat mengimbangi laju perkembangan teknologi dan perubahan dunia yang begitu cepat, kita harus menjadi pembelajar yang cepat pula. Apa maksud pembelajar yang cepat? Maksudnya, kita perlu punya keterampilan belajar agar tak menghabiskan terlalu banyak waktu dan usaha untuk mempelajari satu hal. Kita perlu belajar caranya belajar. 

Selama ini, di sekolah kita hanya disuruh untuk belajar. Kita mempelajari fakta-fakta, konsep, etika, moral, dan keterampilan. Terkadang apa yang kita pelajari adalah hal-hal yang sudah lampau sekali dan tak relevan dengan kehidupan saat ini. Begitu selesai atau tamat sekolah, kita bingung mau berbuat apa. Kita tidak diajari cara untuk mempelajari hal-hal baru. Kita tidak diajari caranya belajar. 

Buku Learning How to Learn adalah buku yang tepat menjawab persoalan tersebut. Di dalamnya dibahas berbagai cara belajar, mulai dari bagaimana mengingat dengan cepat dan kuat, bagaimana mempelajari hal-hal baru dan pengaruhnya buat kita, mitos-mitos tentang belajar yang selama ini dipercayai secara umum, dan banyak lagi. 

Baca ulasan lengkap buku ini: Review Buku Learning How To Learn: Mempelajari Keterampilan yang Sangat Penting di Abad 21

5. 21 Lessons; 21 Abad untuk Abad 21

Buku ini menyoroti perkembangan teknologi yang begitu pesat dan apa dampaknya bagi manusia. Teknologi yang terus berkembang pesat memungkinkan manusia memenuhi imajinasi serta impian terliarnya. Dahulu, manusia membendung aliran sungai, kini mereka berupaya mencegah kematian. Dahulu, manusia terbatas pada merekayasa irigasi, tetapi kini mereka berusaha merekayasa pikiran. Pada akhirnya, teknologi akan menguasai setiap jengkal sisi kehidupan kita sampai bagian terdalam kita: kemanusiaan.

Tatanan dunia di abad 21 kemungkinan akan menjadi sama sekali baru. Abad 21 akan menjadi saksi bahwa teknologi pada akhirnya menggulingkan segala hal yang hari ini berstatus quo: liberalisme, nasionalisme, agama, dan bahkan Tuhan. Kelak, Itu semua barangkali akan menjadi fosil sejarah saja bagi manusia.

Anda mungkin berpikir ini berlebihan. Awalnya saya juga berpikir seperti Anda. Namun, jika menengok lagi ke belakang, kita tidak bisa menyangkal bahwa teknologi berkembang begitu pesat bahkan bisa dikatakan tidak terbendung. Maka, meski belum tentu benar-benar akan terjadi, kemungkinan-kemungkinan yang disajikan Harari dalam buku ini sulit kita tolak.

Pada akhir buku ini Harari membahas tentang makna dan meditasi. Sepintas seperti tidak ada kaitannya dengan teknologi yang menjadi tema besar buku ini. Namun, pembahasan kedua tema ini justru yang menurut saya paling krusial.

Pencarian akan makna melalui meditasi menjadi sesuatu yang sangat penting di depan ancaman disrupsi teknologi agar kita tidak turun derajat menjadi hanya seonggok daging dan tulang. Jati diri dan semua makna yang melingkupi kehidupan kita akan menjadi akar yang kuat yang menahan kita tetap berdiri kokoh sebagai manusia.

Baca ulasan lengkap buku ini: Menjadi Manusia di Abad 21

6. A Brief History of Time

A Brief History of Time atau Sejarah Singkat Waktu adalah buku terlaris Stepen Hawking. Di dalamnya, Hawking membahas pertanyaan-pertanyaan besar umat manusia. Dari mana kita berasal? Seperti apa alam semesta ini? Apakah alam semesta mempunyai awal? Apakah alam semesta akan berakhir? Apa peran Tuhan dalam penciptaan alam semesta dan dalam perjalanan alam semesta?

Pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta telah mengusik manusia sejak dahulu. Berbagai teori dikemukakan untuk menjawab pertanyaan itu: dari Plato, Aristoteles, Ptolomeus, Galileo, Kopernikus, hingga ilmuan modern seperti Albert Einstein, Newton, Hawking; dari filsuf, ilmuan, hingga agamawan.

Teori-teori yang terbukti salah dibuang dan diganti dengan teori yang dianggap mendekati kebenaran. Sampai saat ini, bisa dikatakan kita masih meraba-raba dalam kegelapan untuk mencari secercah cahaya yang akan membawa kita lebih dekat lagi pada kebenaran penciptaan alam semesta. Kita masih akan terus bertanya dan berupaya menjawabnya.

Baca ulasan lengkap buku ini: Pertanyaan-Pertanyaan Besar Umat Manusia dan Upaya Menjawabnya

7. 1984 oleh George Orwell

Kali ini saya rekomendasikan novel klasik yang sayang banget kalau dilewatkan. Buku ini isinya tentang dunia distopia George Orwell atau tentang dunia yang totaliter, penuh ketakutan dan kebohongan pada tahun 1984 ini menjadi buku klasik yang tidak bisa dilewatkan. 1984 akan membawa pembaca berimajinasi ke karakter Winston Smith berjuang menjadi seorang manusia di mana cinta, individualitas dan berkehendak bebas adalah hal yang terlarang.

Sepanjang hidupnya, Winston berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan Partai meski jauh di dalam hati dan pikirannya bersemayam antipati terhadap kediktatoran yang ada di negaranya. Walaupun begitu, Winston tidak berani melakukan perlawanan secara terbuka.

Tidak mengherankan, karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi hanya serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera diuapkan.

1984 merupakan satir tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian yang di dalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Hingga kini, 1984 merupakan karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.

8. The Name of The Rose


Buku ini telah terjual lebih dari 50 juta eksemplar di seluruh dunia. The Name of The Rose pun dianggap sebagai salah satu karya yang masih berpengaruh hingga saat ini. Penulisnya, Umberto Eco adalah sosok yang penuh wawasan sehingga mampu menghasilkan sebuah karya sefenomenal ini.  Kengerian digambarkan dengan begitu apik. Bersyukurlah kita bahwa salah satu karya terbaik yang pernah ditulis ini bisa kalian baca dalam bahasa Indonesia.

9. Fiesta



Fiesta adalah novel pertama karya Ernest Hemingway. Debut pertama peraih nobel sastra di tahun 1954 ini bercerita tentang peristiwa adu-banteng. Cerita yang ingin ditunjukkan adalah bahwa para pengadu banteng bukan hanya memperlihatkan pertunjukan semata, melainkan tentang perjuangan yang dekat dengan kematian nyaris setiap hari. Mereka ditantang untuk mempertahankan makna perburuan kesenangan, perebutan cinta, dan apa yang sesungguhnya benar-benar berarti bagi mereka.

10. Gulag

Jika sebelumnya, Fiesta adalah buku peraih nobel sastra di tahun 1954, maka Gulag menjadi penerusnya. Novel ini telah meraih penghargaan nobel sastra di tahun 1970. Gulag bahkan disebut-sebut karya terbaik yang pernah ditulis oleh Aleksandr Isayevich Solzhenitsyn, sastrawan berbakat asal Rusia. Novel ini telah menjadi warisan sastra dunia dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya, bahasa Indonesia.

Nah, gimana? Kalau kamu punya rekomendasi buku lain yang harus dibaca minimal sekali seumur hidup tulis di kolom komentar, ya!


Label:

TERIMA KASIH 

SUDAH MAMPIR DI BLOG INI!


👍👍👍👍


JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ANDA! 



 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer