Langsung ke konten utama

Seratus Tahun Kesedihan

"Di mana-mana ditemukannya orang-orang yang tertawa cekikikan. Di dalam bis, wanita muda duduk sambil tersenyum-senyum. Di pasar ikan, ibu-ibu menawar lele sambil tertawa-tawa. Anak-anak sekolah bernyanyi gembira sebelum pelajaran dimulai. Dimana-mana hanya ada wajah-wajah gembira. Hingga jika ia menemukan orang berwajah murung, pastilah orang itu sedang menyembunyikan kebahagiaannya."


Seratus Tahun Kesedihan


Di pinggiran kolam ikan di belakang rumahnya, seratus tahun setelah dia menderita sakit gigi, dia memutuskan untuk mengawetkan kesedihan. 


Dia kenang-kenang bagaimana rasanya menderita sakit gigi. Mulai dari rasa linu yang berdenyut-denyut sepanjang waktu, hingga susahnya makan karena rasa sakit itu. 


Rasa linu yang berdenyut-denyut itu kian berdenyut-denyut manakala dingin menerpanya atau suara keras terdengar olehnya.


Dia sudah mencoba segala macam obat. Dia telan aspirin, asmat, dan macam-macam obat dari apotek. Namun, rasa linu yang berdenyut-denyut itu tak kunjung hilang. 


Pekerjaannya terganggu. Dia jadi lebih banyak diam. Tidurnya juga terganggu. Semalaman dia hanya berkelojotan gelisah di kasurnya. Dingin dan kesepian. 


Suara gitar yang dimainkan anak-anak muda dekat rumahnya juga terasa sebagai gangguan. Padahal, biasanya dia request lagu-lagu kesukaannya. 


“Brisik! Bisa diam tidak!!”


 Umpatnya dari jendela kamar sambil memeloti anak-anak muda yang sedang main gitar di samping rumahnya. 


Anak-anak muda itu tetap saja main gitar.


Dunia ini serasa begitu berisik seberisik pikirannya saat sedang tidak sakit gigi. Ia biasa memikirkan apa saja. Semua hal berkelebatan di kepalanya. Hal yang penting sampai hal yang tak penting. 


Satu hal yang dulu tak pernah terpikirkan olehnya adalah hidup lebih dari seratus tahun. 


Apa yang akan dilakukan manusia dengan hudup yang begitu panjang ini? Memperbanyak keturunan? Bumi mungkin akan penuh oleh umat manusia.


Sekarang saja cucunya sudah berderet-deret, hampir genap seratus. Untung saja ilmuwan-ilmuwan gila di laboratorium berhasil menemukan cara untuk menjaga umat manusia tidak kelaparan meskipun jumlah mereka sudah memenuhi bumi. 


Memang gila para ilmuan itu, pikirnya sambil melempar kerikil ke kolam ikan di hadapannya.


Dia termenung di pinggiran kolam sendirian. Sambil tetap terkenang masa-masa penderitaannya, salah satunya masa ketika dia sakit gigi. Dan masa yang lain, saat dia kehilangan pacarnya.


Sambil tetap melempar kerikil ke kolam, dia nyerocos: 


“Apa sih, maunya orang-orang itu. Mereka buat manusia bisa hidup lebih dari seabad. Zaman sudah berubah rupanya. Mau apa lagi sekarang! Makan sudah dipenuhi. Segalanya ada. Kebahagiaan bisa direkayasa. Orang-orang gila itu tak tahu makna kebahagiaan. Masa, kebahagiaan direkayasa pake bioteknologi. Semua orang sekarang bahagia. Akulah satu-satunya orang yang menolak kebahagiaan. Akulah satu-satunya manusia di dunia ini yang sekarang bersedih. Setan alas!”


Dia lempar lagi kerikil ke permukaan kolam. Plung! 


Dulu ketika pemerintah berwacana memprogram otak manusia untuk selalu bahagia, dengan rekayasa informatika dan bioteknologi, semua orang berdemo. Mereka mengira ini akal-akalan pemerintah untuk berkuasa total. 


Mereka takut diperbudak. Mereka tak percaya pemerintah. Namun, seiring program itu dilaksanakan, makin banyak orang yang terlihat bahagia. Orang-orang mulai percaya. Satu demi satu mendaftarkan diri. Rumah sakit-rumah sakit kebanjiran pendaftar program bahagia ini. 


Saat itu dia sedang sangat berbahagia karena baru saja dapat pacar baru. Dia tak merasa perlu mendaftar program kebahagiaan konyol yang diadakan pemerintah. 


Baginya, peluk cium pacarnya sudah cukup. Dia tak perlu apa-apa lagi. Pacar barunya sering mengingatkan dia untuk ikut program pemerintah. Namun rupanya dia tetap menolak. 


“Melihatmu saja bisa membuat daku bahagia,” begitu katanya. 


“Gombal kamu.”


“Beneran kok, coba saja cium aku.”


“Katanya melihat saja sudah bahagia, kok, minta cium!”


Kebahagiaan alaminya ini bertahan cukup lama sampai program bahagia yang diadakan pemerintah selesai. 


Semua orang kecuali dirinya berhasil menemukan setitik ketidakbahagiaan dalam hidup mereka sehingga mereka mendaftar program bahagia. 


Mereka ingin bahagia seratus persen. Tak boleh ada sedikit pun penderitaan. Tak boleh ada kesedihan. Tak ada tempat untuk kekecewaan. Akhirnya, semua orang kecuali dirinya telah diprogram otaknya untuk bahagia. 


Seiring waktu, selain berhasil membuat orang-orang bisa tetap bahagia, ilmuwan-ilmuwan gila di laboratorium juga berhasil menemukan cara untuk membuat manusia mampu hidup lebih dari seabad.


Memang, sebelum penemuan mereka yang gila ini kita sudah lihat ada orang-orang yang mampu hidup lebih dari seabad. Tapi mereka hanya segelintir orang yang beruntung. Kini, dengan penemuan gila ini, semua orang dapat hidup lebih dari seabad. Semua orang. 


Pemerintah segera memakai penemuan ini untuk program barunya. Orang-orang yang memang sudah percaya dengan pemerintah segera mendaftar. Mereka ingin mengawetkan kebahagiaan mereka dengan usia yang panjang agar hidup makin sempurna. 


Dia, yang sedang termenung dipinggir kolam di belakang rumahnya terkenang bagaimana dulu dia dan pacarnya mendaftar program hidup 100 tahun lebih yang diadakan pemerintah. 


“Kali ini kamu harus daftar,” ucap pacarnya.


“Kamu sudah daftar?”


“Sudah dong. Aku tak mau kehilangan kamu, jadi kamu harus daftar. Ayo kita awetkan cinta kita sampai seratus tahun lebih.”


Dan sepasang kekasih itu mendaftar. Kehiduapan yang bahagia selama lebih dari seratus tahun membentang di hadapan mereka. Mereka mengangankan banyak hal untuk dilakukan berdua. Dia dan kekasihnya saja. 


Dia semakin mencintai kekasihnya. Dan setiap hari kebahagiaannya bertumbuh. Mungkin ini keunggulan rasa bahagia yang dimilikinya dibandingkan dengan produk bahagia ciptaan pemerintah.


Kebahagiaannya dinamis. Kadang naik kadang turun. Sedangkan kebahagiaan ciptaan pemerintah tidak. Namun, pemerintah lewat ilmuwan-ilmuwan gila mereka, selalu berusaha meningkatkan kualitas produk kebahagiaan ciptaan mereka. Rekayasa bio teknologi terus diteliti dan dikembangkan. 


“Persetan dengan rekayasa biotek. Selama kau ada disampingku dan cintaku terus membara, aku akan terus bahagia bersamamu, seratus tahun atau mungkin seribu tahun,” katanya pada sang kekasih. 


Di suatu hari yang naas, menjelang pernikahannya, sang kekasih tertabrak mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Badannya hancur dan tentu saja meninggal dunia. 


Dia tak menyangka ini terjadi pada kekasihnya. Bagaimana mungkin ini terjadi? Apakah program hidup 100 tahun hanyalah janji kosong pemerintah?! Apakah itu produk pemerintah yang gagal. 


“Mengapa ini terjadi dan menagapa harus kekasihku!”


Dia melayangkan protes pada pemerintah soal kekasihnya yang tewas karena kecelakaan. Dia menuduh pemerintah berbohong. Program hidup 100 tahun hanyalah bulsyit! 


Namun, kenyataannya memang demikian. Kekasihnya sudah meninggal. 


Program hidup 100 tahun milik pemerintah ternyata belum sempurna. Seorang yang sudah diprogram, bisa hidup 100 tahun jika tak ada penyebab kematian yang terlampau berat seperti kecelakaan yang dialami kekasihnya. 


Jika kau tak jatuh dari gedung pencakar langit, tak ditabrak mobil atau tak memotong lehermu dan kau sudah mendaftar program itu, maka kau bisa hidup lebih dari seratus tahun.


Penyebab kematian yang ditangkal oleh program itu hanyalah penyebab internal dalam tubuh seperti penyakit jantung, paru-paru, menuanya sel-sel tubuh, dan sebagainya. Sedangkan penyebab eksternal seperti kecelakaan, tidak termasuk yang ditangkal program itu.


Kini dia benar-benar menderita. Dia harus hidup 100 tahun lebih tanpa kekasihnya. Satu-satunya wanita yang dicintainya. 


Dia pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya, menyusul kekasihnya. Namun, dia terus diawasi oleh pemerintah. Dia satu-satunya orang yang tak mendaftar program bahagia, itulah sebabnya dia diawasi. 


Secara diam-diam pemerintah menggunakannya sebagai pembanding antara yang mendaftar program bahagia dan yang tidak. Itulah sebabnya pemerintah selalu mencegahnya bunuh diri. Mereka bahkan sampai mencarikan wanita lain untuknya. Dia tentu saja tak mau dan marah tak terkira. 


Namun dia hanya rakyat kecil. Tak bisa menolak kuasa pemerintah. Akhirnya dia menikah dengan wanita pilihan pemerintah. Namun hidupnya tetaplah menderita. 


Suatu kali dia terpikir untuk mendaftarkan diri mengikuti program bahagia milik pemerintah guna menyembuhkan kesedihan ditinggal mati kekasihnya. Namun sayang sekali program itu sudah tidak ada karena pemerintah sedang mengembangkan program baru. 


Program bahagia yang lebih mutakhir. Bahagia yang tak perlu syarat apa pun. Hanya orang-orang yang sudah mengikuti program bahagia yang pertama yang bisa mengikuti program ini. Semua orang segera diprogram dan semuanya seketika berubah. Orang-orang bahagia, bahkan tanpa perlu ada orang lain di sisinya. 


Dia punya dua anak hasil perkawinannya dengan wanita pilihan pemerintah. Dua-duanya perempuan. Dua-duanya menikah di usia muda. Dari dua anak itu, lahirlah berpuluh-puluh cucunya, mendekati seratus. Namun, tetap saja dia tak bisa melupakan kekasihnya. Dialah satu-satunya orang di dunia yang tetap bersedih saat semua orang bahagia. 


Di mana-mana ditemukannya orang-orang yang tertawa cekikikan. Di dalam bis, wanita muda duduk sambil tersenyum-senyum. Di pasar ikan, ibu-ibu menawar lele sambil tertawa-tawa. Anak-anak sekolah bernyanyi gembira sebelum pelajaran dimulai. Dimana-mana hanya ada wajah-wajah gembira. Hingga jika ia menemukan orang berwajah murung, pastilah orang itu sedang menyembunyikan kebahagiaannya. 


Kebahagiaan yang sudah di upgrade itu membuatnya gelisah. Kini semua orang tak membutuhkan orang lain untuk bahagia. Dia tak dibutuhkan siapapun. Bahkan keluarganya. 


Orang-orang yang bahagia ternyata membuat segala jenis pekerjaan berjalan dengan sangat baik. Ekonomi meningkat tajam. Kesadaran membayar pajak meningkat tajam. Program pemerintah berbuah manis. 


Orang-orang yang tadinya miskin mendapat subsidi penuh dari pemerintah. Segala kebutuhan terpenuhi. Itulah sebabnya ia tak dibutuhkan keluarganya. Juga teman-temannya yang dulu, tak lagi membutuhkannya. 


Dia benar-benar seorang diri kesepian. Seorang diri menderita. 


Masih di pinggir kolam ikan di belakang rumahnya, dia terus merenung. Merenung dan terus merenung. Dan, sampailah dia pada sebuah keputusan untuk mengawetkan semua kesedihan dan penderitaan yang pernah dia alami. Semuanya. Termasuk penderitaan saat dia sakit gigi. 


Dia ingin mengawetkan rasa ngilu yang berdenyut-denyut itu menjadi sebuah kenangan. Dia ingin mengawetkan rasa sakit dan kesepian akibat ditinggalkan kekasihnya. Dia ingin menuliskannya.


Barangkali nanti catatan-catatannya akan berguna buat manusia. Seribu atau sejuta tahun yang akan datang, mungkin para arkeolog akan meneliti catatan kesedihannya. 


Mereka akan menyimpulkan bahwa dahulu kala pernah ada sebentuk perasaan selain kebahagiaan yang mereka kenal, yaitu kesedihan. Sebentuk perasaan manusia yang telah punah.  


Banjarnegara, 24 Juni 2021


Baca Cerpen Lainnya:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Bahagia Menjalani Hidup Seperti Anak-Anak

Saya rasa, satu kualitas hidup yang dimiliki anak-anak dan membuat mereka mudah bahagia adalah kemampuan mereka untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagai guru SD jarang sekali saya mendapati murid-murid saya bersedih atas suatu masalah. Mereka memang mudah menangis kalau mengalami satu masalah yang sulit mereka atasi. Misalnya, saat berantem dengan temannya. Namun, itu tak pernah berlangsung lama. Hari itu juga mereka bisa berbaikan lalu kembali ketawa-ketiwi seolah tak terjadi apa-apa. Mereka terlihat selalu bahagia. Apa rahasianya? Saya penasaran mengapa anak kecil selalu terlihat bahagia. Sebagai guru SD, saya punya banyak waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka dan mencoba mencari tahu mengapa mereka selalu terlihat bahagia. Setidaknya, ada beberapa hal yang saya kira menjadi penyebab anak kecil relatif terlihat selalu bahagia. 1. Mudah memaafkan Saat mengajar kelas 4, ada seorang siswa yang berkelahi dengan temannya. Waktu itu saya sedang memeriksa kelom...

Meninggalkan Jejak Kebaikan

"Aku tak cuma seorang guru di sana. Aku menjelma menjadi tukang cat dinding, tukang potong rumput dan tanaman hias, tukang membetulkan atap yang bocor, tukang antar siswa pulang sekolah, petani singkong dan jagung, sampai menjadi tukang air." - Guru Mulang - Ketika aku masih kuliah di semester delapan, aku mendapat tawaran bekerja di salah satu sekolah di desaku. Tepatnya di MI GUPPI Rakitan. Aku menolak. Saat itu, aku masih mengerjakan skripsi. Mengerjakan skripsi saja rasanya sudah keteteran sekali, apalagi ditambah dengan beban pekerjaan. Aku merasa tak mampu. Aku berencana mengejar target lulus sebelum pembukaan rekrutmen CPNS dimulai dan akan mengikuti rekrutmen CPNS. Namun, sialnya aku lulus ketika proses rekrutmen telah berakhir. Dan sejak saat itu proses rekrutmen CPNS tak kunjung dibuka.  Aku teringat tawaran untuk bekerja di MI GUPPI Rakitan, tempat dulu aku bersekolah. Aku datang ke sana memakai baju lengan panjang berwarna biru dan mengajukan lamaran pekerjaan. ...

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...

Negeri Jagung dan Anak-Anaknya | Ulasan Buku Bocah Penjinak Angin, William Kamkwamba

"Penggambaran suasana saat terjadinya bencana kelaparan benar-benar bikin merinding. Orang-orang berjalan gontai seperti zombi. Tubuh mereka kurus seperti menyisakan tulang dan kulitnya saja." “Bocah Penjinak Angin” adalah sebuah novel yang bisa kutebak alur ceritanya dengan membaca uraian singkat di belakang buku. Memang ada jenis novel yang seperti itu. Buku ini salah satunya. Aku membeli dan membacanya, sebab yang menarik bukanlah alur cerita buku itu, melainkan gambaran kondisi di suatu lingkungan yang asing buatku. Afrika. Ketertarikanku terhadap buku ini juga karena kisah dalam buku ini diambil dari kisah nyata penulisnya. Latar tempatnya di Malawi, salah satu negara di wilayah benua Afrika. Aku belum pernah membaca novel dengan latar wilayah Afrika. Jadi, sepertinya menarik.  Malawi termasuk negara miskin. Saking miskinnya dari seluruh wilayah, hanya sekitar 11 % yang menikmati listrik. Aktivitas warga setelah matahari terbenam otomatis terhenti dan yang ada tinggal lo...

Resensi Buku Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma

  Mulai dari seorang pendekar yang meloncat dari satu rumah ke rumah lain, percintaan di dalam kereta api, anak pelacur yang kebingungan menulis cerita, senja yang dicuri, pemain bola yang menggiring bolanya sampai ke ujung dunia; apapun bisa ditulis oleh Seno. OPEN ENDING DAN CERITA YANG TELAH SELESAI DITULIS Selama liburan semester, tak banyak yang bisa saya lakukan selain membaca buku. Dari pada tidak melakukan apapun, saya duduk di sofa, buku di tangan kiri, kopi di tangan kanan, jodoh di tangan Tuhan. Mantap! Mulailah saya membaca. “Senja dan Cinta yang Berdarah,”adalah salah satu buku yang saya baca. Buku ini berisi 85 cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma di Harian Kompas 1978-2013. Cerita pertama yang saya baca adalah “Pembunuhan”(1978). Seorang pengarang cerita detektif (pensiunan intel melayu yang sangat dibenci bandit-bandit) menulis cerita tentang seorang pencari kayu bakar di hutan yang melihat mayat perempuan dan seorang lelaki yang berlari membawa gol...

Mengisap Asap

"Masyarakat kita didominasi orang-orang miskin. Masalah sampah tentu saja bukan menjadi prioritas. Prioritas orang-orang miskin tentu saja bagaimana memperoleh uang untuk membiayai kehidupan mereka. Jadi, kalau lingkungan kita masih berantakan, masih ada sampah di mana-mana, bisa jadi kita masih tergolong orang-orang miskin. Ya, miskin harta. Ya, miskin ilmu."  MENGISAP ASAP Salah satu harapan hidup di desa adalah dapat menghirup udara segar di pagi hari. Namun, harapan hanya harapan. Nyatanya, orang-orang di desa kerap membakar sampah mereka tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Orang-orang telah menganggap biasa hal ini. Mereka mungkin tidak merasa bersalah dan tidak tahu bahwa sebenarnya yang mereka lakukan melanggar hukum. Asap dari sampah yang mereka bakar menjadi polutan yang terisap masuk sistem pernapasan manusia. Aku kesal sekali dengan hal ini. Pasalnya, perjalananku berangkat kerja diwarnai asap pekat hasil pembakaran sampah di pinggir jalan. Dari Desa Ampel...

Membaca Percikan Pemikiran Dr. M. Arfan Mu’ammar, M.Pd.I dalam Nalar Kritis Pendidikan

"Kekerasan simbolik dilakukan dengan mekanisme “penyembunyian kekerasan” menjadi sesuatu yang diterima    sebagai “yang memang seharusnya demikian.” - Pierre Bourdieu - Buku “Nalar Kritis Pendidikan” ditulis oleh M. Arfan Mu’ammar, seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Di sampul depan buku ini ada gambar wajah manusia dengan bagian kepala dibuat transparan sehingga otak di dalamnya terlihat. Gambar ini sesuai sekali dengan judul buku. Nalar kritis tentu erat kaitannya dengan otak yang merupakan sarana berpikir kritis. Kalau otak tidak beres bagaimana mau berpikir kritis? Bagian latar belakang gambar wajah manusia itu adalah benda-benda yang erat kaitannya dengan pendidikan. Banyak sekali. Pulpen, pensil, bola, gitar, buku, kok, tas sekolah, mesin ketik, kuas, cat, dan telepon pintar. Benda-benda ini boleh jadi melambangkan betapa pendidikan itu kompleks sekali. Ia tak semata-mata mengurus perihal kecerdasan otak. Ia juga mengurus kelembutan perasaan yang dipero...