Langsung ke konten utama

Menikmati Hasil Ketekunan Bapak Folklor Indonesia, James Danandjaja

"Para kaisar yang bijaksana dari Tiongkok Kuno mengumpulkan folklor untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahannya."

Ulasan Buku Folklor Indonesia Karya James Danandjaja

Dahulu, ketika aku masih anak-anak, orang dewasa di sekitarku selalu mengingatkanku agar sebersih mungkin saat menyapu lantai baik lantai rumah, halaman, maupun lantai kelas. Menurut mereka jika kurang bersih, kelak aku mendapat pasangan yang buruk rupa. Dulu aku meyakininya. Sekarang aku tahu ini hanyalah takhayul. Meski takhayul, ini menjadikanku orang yang suka bersih-bersih dan mencintai kerapian.

Takhayul yang hampir sama berasal dari Betawi: jika seorang jejaka atau perawan tidak menghabiskan butir-butir nasi di atas piringnya ketika makan, maka kelak mereka akan mendapat suami atau istri yang mukanya bopeng.

Dua takhayul yang sudah kuceritakan sama-sama berisi “ancaman”: mendapat pasangan buruk rupa. Namun, maksud petuahnya berbeda. Yang pertama bertujuan mendidik anak mencintai kebersihan sedangkan yang kedua bertujuan mendidik anak menghargai makanan.

Menurut James Danandjaja dalam bukunya Folklor Indonesia, orang Indonesia memang kerap menggunakan takhayul sebagai alat pendidikan. Petuah-petuah orang dewasa sering disampaikan dalam bentuk takhayul.

Dalam buku ini, James Danandjaja menjelaskan fungsi-fungsi takhayul: sebagai penebal emosi keagamaan atau kepercayaan, sistem proyeksi khayalan kolektif, penjelasan yang mudah dimengerti suatu folk tertentu atas gejala alam yang sukar dimengerti, alat pendidikan anak-anak dan remaja, dan sebagai penghibur orang yang mengalami musibah. Dalam setiap penjelasannya mengenai fungsi-fungsi takhayul, James tak lupa memberi contoh takhayul yang sering digunakan masyarakat. Beberapa masih hidup dan digunakan hingga saat ini.

Saat ini, aku tak lagi percaya takhayul. Aku bahkan kerap membantah orang-orang yang dengan gampangnya mempercayai dan menyebarkan takhayul kepada orang lain. Setelah membaca buku ini, aku mengerti bahwa beberapa takhayul merupakan kearifan lokal yang digunakan orang-orang dahulu untuk keperluan yang baik.

Takhayul dapat bertahan hingga kini dalam masyarakat modern karena berbagai faktor, seperti cara berpikir yang salah, kebetulan (koinsidensi), kegemaran umat manusia percaya kepada yang serba gaib, ketidakpastian akan tujuan yang sangat didambakan, ketakutan terhadap hal-hal yang dianggap tidak normal, moderenisasi takhayul, serta keyakinan bahwa kekuatan gaib dapat terus hidup berdampingan dengan ilmu pengetahuan dan agama.

Takhayul hanyalah salah satu dari bentuk folklor yang dibahas dalam buku ini. Buku ini membahas berbagai macam folklor yang dikumpulkan oleh James Danandjaja. Ia mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar folklor, yaitu: (1) folklor lisan, (2) folklor sebagian lisan, dan (3) folklor bukan lisan. Folklor lisan mencakup bahasa rakyat, ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, sajak dan puisi rakyat, prosa rakyat (mite, legenda, dan dongeng), dan nyanyian rakyat. Folklor sebagian lisan mencakup kepercayaan rakyat (termasuk takhayul) dan permainan rakyat. Folklor bukan lisan mencakup makanan.

Buku ini adalah hasil kerja keras James Danandjaja mengumpulkan folklor-folklor yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Ia mengumpulkannya dengan konteks masyarakatnya, atau yang disebut dalam buku ini sebagai folk. James tak hanya mengumpulkan, ia membandingkan satu folklor dengan folklor lain yang sejenis serta membahasnya dengan menguraikan fungsinya dalam masyarakat. Contoh folklor yang sejenis adalah legenda Sangkuriang (Tangkuban Perahu), legenda Gunung Batok, dan legenda Roro Jonggrang. Ketiga legenda ini mirip satu sama lain dan digolongkan dalam satu motif yang sama: No. K231, yaitu folklor dengan motif “Ganjaran sebagai upah melaksanakan suatu tugas tertentu yang secara tipu muslihat tidak diberikan.”

James juga membahas mengapa satu folklor bisa mirip satu sama lain meskipun dari daerah yang berbeda. James menjelaskannya menggunakan teori-teori dari para ahli seperti teori psikoanalisa Sigmund Freud dan Carl Jung. Teori ini mengungkapkan bahwa persamaan mite, legenda, maupun dongeng di berbagai tempat bukan disebabkan difusi (penyebaran) melainkan disebabkan penemuan-penemuan yang berdiri sendiri sebagai hasil proyeksi kesadaran bersama yang terpendam (collective unconscious) pada setiap umat manusia yang diwarisinya secara biologis. Bertentangan dengan teori psikoanalisa adalah teori mitologi matahari. Menurut teori ini semua mite, legenda, dan dongeng bersal dari India yang menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai penyesuaian yang berbeda-beda yang dipengaruhi folk masing-masing.

Manfaat Mempelajari Folklor

Mempelajari folklor dapat berguna bagi sebuah bangsa untuk memperkuat identitas bangsanya. Folklor mengungkapkan kepada kita secara sadar atau tidak sadar, bagaimana suatu masyarakat berpikir dan apa yang dianggap penting dan tidak penting oleh masyarakat pemilik folklor itu. Dengan kata lain folklor memiliki fungsi sebagai sistem proyeksi masyarakat.

Menurut William R. Bascom, folklor memiliki empat fungsi penting: (1) sistem proyeksi atau pencermin angan-angan kolektif, (2) sebagai legitimasi pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, (3) sebagai alat pendidikan anak, dan (4) sebagai pengawas atau pemaksa norma-norma dalam masyarakat agar selalu dipatuhi. Fungsi lainnya adalah sebagai alat ukur kebijakan penguasa seperti yang dilakukan para kaisar yang bijaksana dari Tiongkok Kuno. Mereka mengumpulkan folklor untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahannya.

Buku ini sarat dengan teori-teori mengenai folklor dari berbagai ahli. Namun, yang teramat penting dan menjadikan buku ini tidak membosankan adalah contoh-contoh folklor yang disajikan James di sekujur tubuh buku ini. Buku ini membuatku takjub dengan betapa melimpahnya sumber daya kebudayaan bangsa kita dalam bentuk folklor yang menyimpan petuah, pandangan hidup, dan sikap hidup bangsa kita. Membaca Folklor Indonesia adalah menikmati ketekunan Bapak Folklor Indonesia, James Danandjaja.

Informasi Buku:

Judul: Folklore Indonesia; Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Penulis: James Danandjaja. Cetakan: Ke-IV. Tebal: xii, 239 hal.; 21 cm. Kategori: Teori, Metode, dsb. ISBN: 979-444-005-1. Penerbit: Pustaka Utama Grafiti. Kota: Jakarta.

-------------------------

Baca Ulasan Lain di Blog ini:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Bahagia Menjalani Hidup Seperti Anak-Anak

Saya rasa, satu kualitas hidup yang dimiliki anak-anak dan membuat mereka mudah bahagia adalah kemampuan mereka untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagai guru SD jarang sekali saya mendapati murid-murid saya bersedih atas suatu masalah. Mereka memang mudah menangis kalau mengalami satu masalah yang sulit mereka atasi. Misalnya, saat berantem dengan temannya. Namun, itu tak pernah berlangsung lama. Hari itu juga mereka bisa berbaikan lalu kembali ketawa-ketiwi seolah tak terjadi apa-apa. Mereka terlihat selalu bahagia. Apa rahasianya? Saya penasaran mengapa anak kecil selalu terlihat bahagia. Sebagai guru SD, saya punya banyak waktu dan kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka dan mencoba mencari tahu mengapa mereka selalu terlihat bahagia. Setidaknya, ada beberapa hal yang saya kira menjadi penyebab anak kecil relatif terlihat selalu bahagia. 1. Mudah memaafkan Saat mengajar kelas 4, ada seorang siswa yang berkelahi dengan temannya. Waktu itu saya sedang memeriksa kelom...

Meninggalkan Jejak Kebaikan

"Aku tak cuma seorang guru di sana. Aku menjelma menjadi tukang cat dinding, tukang potong rumput dan tanaman hias, tukang membetulkan atap yang bocor, tukang antar siswa pulang sekolah, petani singkong dan jagung, sampai menjadi tukang air." - Guru Mulang - Ketika aku masih kuliah di semester delapan, aku mendapat tawaran bekerja di salah satu sekolah di desaku. Tepatnya di MI GUPPI Rakitan. Aku menolak. Saat itu, aku masih mengerjakan skripsi. Mengerjakan skripsi saja rasanya sudah keteteran sekali, apalagi ditambah dengan beban pekerjaan. Aku merasa tak mampu. Aku berencana mengejar target lulus sebelum pembukaan rekrutmen CPNS dimulai dan akan mengikuti rekrutmen CPNS. Namun, sialnya aku lulus ketika proses rekrutmen telah berakhir. Dan sejak saat itu proses rekrutmen CPNS tak kunjung dibuka.  Aku teringat tawaran untuk bekerja di MI GUPPI Rakitan, tempat dulu aku bersekolah. Aku datang ke sana memakai baju lengan panjang berwarna biru dan mengajukan lamaran pekerjaan. ...

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...

Negeri Jagung dan Anak-Anaknya | Ulasan Buku Bocah Penjinak Angin, William Kamkwamba

"Penggambaran suasana saat terjadinya bencana kelaparan benar-benar bikin merinding. Orang-orang berjalan gontai seperti zombi. Tubuh mereka kurus seperti menyisakan tulang dan kulitnya saja." “Bocah Penjinak Angin” adalah sebuah novel yang bisa kutebak alur ceritanya dengan membaca uraian singkat di belakang buku. Memang ada jenis novel yang seperti itu. Buku ini salah satunya. Aku membeli dan membacanya, sebab yang menarik bukanlah alur cerita buku itu, melainkan gambaran kondisi di suatu lingkungan yang asing buatku. Afrika. Ketertarikanku terhadap buku ini juga karena kisah dalam buku ini diambil dari kisah nyata penulisnya. Latar tempatnya di Malawi, salah satu negara di wilayah benua Afrika. Aku belum pernah membaca novel dengan latar wilayah Afrika. Jadi, sepertinya menarik.  Malawi termasuk negara miskin. Saking miskinnya dari seluruh wilayah, hanya sekitar 11 % yang menikmati listrik. Aktivitas warga setelah matahari terbenam otomatis terhenti dan yang ada tinggal lo...

Resensi Buku Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma

  Mulai dari seorang pendekar yang meloncat dari satu rumah ke rumah lain, percintaan di dalam kereta api, anak pelacur yang kebingungan menulis cerita, senja yang dicuri, pemain bola yang menggiring bolanya sampai ke ujung dunia; apapun bisa ditulis oleh Seno. OPEN ENDING DAN CERITA YANG TELAH SELESAI DITULIS Selama liburan semester, tak banyak yang bisa saya lakukan selain membaca buku. Dari pada tidak melakukan apapun, saya duduk di sofa, buku di tangan kiri, kopi di tangan kanan, jodoh di tangan Tuhan. Mantap! Mulailah saya membaca. “Senja dan Cinta yang Berdarah,”adalah salah satu buku yang saya baca. Buku ini berisi 85 cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma di Harian Kompas 1978-2013. Cerita pertama yang saya baca adalah “Pembunuhan”(1978). Seorang pengarang cerita detektif (pensiunan intel melayu yang sangat dibenci bandit-bandit) menulis cerita tentang seorang pencari kayu bakar di hutan yang melihat mayat perempuan dan seorang lelaki yang berlari membawa gol...

Mengisap Asap

"Masyarakat kita didominasi orang-orang miskin. Masalah sampah tentu saja bukan menjadi prioritas. Prioritas orang-orang miskin tentu saja bagaimana memperoleh uang untuk membiayai kehidupan mereka. Jadi, kalau lingkungan kita masih berantakan, masih ada sampah di mana-mana, bisa jadi kita masih tergolong orang-orang miskin. Ya, miskin harta. Ya, miskin ilmu."  MENGISAP ASAP Salah satu harapan hidup di desa adalah dapat menghirup udara segar di pagi hari. Namun, harapan hanya harapan. Nyatanya, orang-orang di desa kerap membakar sampah mereka tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Orang-orang telah menganggap biasa hal ini. Mereka mungkin tidak merasa bersalah dan tidak tahu bahwa sebenarnya yang mereka lakukan melanggar hukum. Asap dari sampah yang mereka bakar menjadi polutan yang terisap masuk sistem pernapasan manusia. Aku kesal sekali dengan hal ini. Pasalnya, perjalananku berangkat kerja diwarnai asap pekat hasil pembakaran sampah di pinggir jalan. Dari Desa Ampel...

Membaca Percikan Pemikiran Dr. M. Arfan Mu’ammar, M.Pd.I dalam Nalar Kritis Pendidikan

"Kekerasan simbolik dilakukan dengan mekanisme “penyembunyian kekerasan” menjadi sesuatu yang diterima    sebagai “yang memang seharusnya demikian.” - Pierre Bourdieu - Buku “Nalar Kritis Pendidikan” ditulis oleh M. Arfan Mu’ammar, seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Di sampul depan buku ini ada gambar wajah manusia dengan bagian kepala dibuat transparan sehingga otak di dalamnya terlihat. Gambar ini sesuai sekali dengan judul buku. Nalar kritis tentu erat kaitannya dengan otak yang merupakan sarana berpikir kritis. Kalau otak tidak beres bagaimana mau berpikir kritis? Bagian latar belakang gambar wajah manusia itu adalah benda-benda yang erat kaitannya dengan pendidikan. Banyak sekali. Pulpen, pensil, bola, gitar, buku, kok, tas sekolah, mesin ketik, kuas, cat, dan telepon pintar. Benda-benda ini boleh jadi melambangkan betapa pendidikan itu kompleks sekali. Ia tak semata-mata mengurus perihal kecerdasan otak. Ia juga mengurus kelembutan perasaan yang dipero...