Langsung ke konten utama

Alternatif Cara Mengatrol Nilai Rapor dan Upaya Memberitahu Siswa Nilai Sesungguhnya

"Dari sini, aku mulai putus asa dan menganggap bahwa mengatrol nilai sungguh tak ada gunanya kecuali untuk “kebaikan” sekolah. Ini adalah kebiasaan berpura-pura, kemunafikan, dan kecurangan yang masif di dunia pendidikan yang seharusnya amat menghindari sifat-sifat itu."

Berawal dari Kegelisahan

            Sudah sejak lama aku memerhatikan masalah nilai rapor dan KKM. Sudah bukan rahasia lagi banyak guru mengatrol nilai siswa. Aku juga pernah melakukannya. Terpaksa tentu saja.

            Siswa dengan nilai kurang dari KKM harus ikut remidial untuk memperbaiki nilainya. Namun, terkadang meskipun sudah melakukan remedial nilai siswa masih tetap kurang dari KKM. Rapor sudah hampir dibagi. Melakukan remedial lagi tentu tidak efektif dan tak akan cukup waktu.

            Aku berpikir, bukankah hal ini berarti aku telah gagal membawa siswaku untuk sekadar mencapai level dasar dari apa yang kuajarkan? Aku dan siswaku telah gagal. Kalau kuberikan nilai apa adanya di rapor siswa, artinya aku memberi tahu orang lain kegagalanku sendiri dan kegagalan siswaku.

            Pihak sekolah juga tak mau orang-orang menganggap sekolah mereka adalah sekolah gagal. Maka, dengan cara apapun nilai siswa harus melebihi KKM. Ada banyak faktor yang menekan guru untuk menulis nilai yang tak semestinya di rapor siswa.

            Semuanya bahu-membahu menekan guru agar mengatrol nilai siswa. Alhasil katrol-mengatrol nilai  menjadi wajar di banyak sekolah.

            Aku telah melakukannya berkali-kali. Dari katrol manual hingga rumus-rumus excel yang menjanjikan keadilan. Di mana ada keadilan yang dimulai dengan kecurangan?

            Aku tak tahu harus dengan solusi apalagi. Sampai-sampai aku menganggap nilai-nilai di rapor itu tak ada gunanya. Siswa maupun orang tuanya tidak akan tahu keadaan yang sesungguhnya dengan membaca rapor siswa. Bukan hanya mereka, siapapun kurasa tak akan tahu apakah nilai dalam rapor benar-benar mencerminkan kemampuan siswa atau tidak.

Alternatif yang Sama Buruknya

            Dari sini, aku mulai putus asa dan menganggap bahwa mengatrol nilai sungguh tak ada gunanya kecuali untuk "kebaikan" sekolah. Ini adalah kebiasaan berpura-pura, kemunafikan, dan kecurangan yang masif di dunia pendidikan yang seharusnya menjauhi sifat-sifat itu.

            Pada akhirnya, aku mengarang nilai untuk siswa-siswaku dengan subjektivitasku. Siswa masih mengerjakan soal-soal ujian, aku sudah mengantongi nilai akhir mereka. Bukan cuma aku, beberapa rekan kerjaku juga melakukan hal yang sama. Sampai aku berpikir bagaimana cara mengatrol nilai dengan hasil akhir yang masih bisa dibaca? Maksudku, meskipun nilai di rapor adalah nilai hasil katrol, tapi orang masih bisa mengetahui kisaran nilai sesungguhnya yang didapatkan siswa.

            Aku terus mencoba memikirkannya dan aku menemukan alternatif cara mengatrol nilai yang saat ini cukup memuaskanku.

            Kita akan mulai dengan menganggap bahwa KKM telah ditentukan di angka 70. Nilai yang kurang dari 70 tentu harus dikatrol agar mencapai KKM. Mari kita bahas aturannya:

            Aku memulai hal ini dengan mengategorikan nilai menjadi empat:

Nilai kurang dari atau sama dengan KKM

            Yang termasuk kategori ini adalah nilai kurang dari 70 atau sama dengan 70, yaitu dari 0 hingga 70. Aku menggunakan rumus seperti berikut ini.

  • Nilai 0-10 menjadi KKM + 1
  • Nilai 11-20 menjadi KKM + 2
  • Nilai 21-30 menjadi KKM + 3
  • Nilai 31-40 menjadi KKM + 4
  • Nilai 41-50 menjadi KKM + 5
  • Nilai 51-60 menjadi KKM + 6
  • Nilai 61-70 menjadi KKM + 7

            Jika nilai akhirmu 45 maka nilai di rapormu adalah 75. Dan seterusnya. Sebaliknya, jika nilai di dalam rapormu adalah 77 maka nilaimu yang sesungguhnya dikisaran 61 hingga 70. 

Nilai lebih dari KKM level 1

            Yang termasuk kategori ini adalah nilai 71 hingga 77. Aku menggolongkannya lagi menjadi tiga bagian dan menggunakan rumus berikut ini.

  • Nilai 71-72 otomatis menjadi 78
  • Nilai 73-74 otomatis menjadi 79
  • Nilai 75, 76, 77 otomatis menjadi 80

            Jika nilai akhirmu adalah 76 maka nilai di rapormu adalah 80. Dan begitu seterusnya.   Sebaliknya, jika nilai di rapormu 79 maka kemungkinan nilai aslimu hanya ada dua yaitu 73 atau 74. 

Nilai lebih dari KKM level 2

            Yang termasuk kategori nilai ini adalah nilai 78, 79, 80, dan 81. Nilai ini akan langsung otomatis menjadi 81 di dalam rapor. Jika nilai di rapormu adalah 81 maka kemungkinan nilai aslimu adalah: 78/79/80/81.

Nilai lebih dari KKM level 3

            Yang termasuk nilai dalam kategori ini adalah nilai 82 hingga 100. Nilai ini sudah lumayan jauh melebihi KKM. Sebagai bentuk penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para siswa yang telah belajar dengan sungguh-sungguh (mungkin) maka aku tak melakukan katrol terhadap nilai yang mesuk kategori ini. Jika nilai di rapormu adalah 82, maka nilai aslimu memang 82. Jika nilai dalam rapormu adalah 99 maka nilai aslimu memang 99. Ya, begitulah. Kalian yang berhasil jauh melampaui KKM tak perlu belas kasihan guru. Belas kasihan guru dengan mengatrol nilai mereka hanya akan menodai nilai murni mereka yang sebenarnya sudah bagus. 

            Untuk memudahkanmu membaca nilai rapor yang kubuat, aku telah merangkum semuanya menjadi seperti daftar yang urut. Ini mungkin akan lebih memudahkanmu, dan karena kamu sudah membaca sampai di sini, kurasa kamu peduli dengan nilai aslimu. Baiklah, langsung saja, ini daftarnya:

  • Jika nilai rapormu 71 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 0 – 10
  • Jika nilai rapormu 72 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 11 – 20
  • Jika nilai rapormu 73 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 21 – 30
  • Jika nilai rapormu 74 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 31 – 40
  • Jika nilai rapormu 75 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 41 – 50
  • Jika nilai rapormu 76 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 51 – 60
  • Jika nilai rapormu 77 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 61 – 70
  • Jika nilai rapormu 78 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 71/72
  • Jika nilai rapormu 79 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 73/74
  • Jika nilai rapormu 80 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 75/76/77
  • Jika nilai rapormu 81 maka nilaimu yang sesungguhnya ada dikisaran 78/79/80/81
  • Jika nilai rapormu 82 - 100 maka nilaimu yang sesungguhnya sama seperti yang tertulis dalam rapormu.

            Mengatrol nilai dengan cara seperti ini lebih mudah dibaca. Namun, dengan syarat si pembaca nilai paham dengan aturan ini. Maka sia-sia saja aku mengatrol nilai siswa-siswaku jika mereka tak tahu aturan pengatrolan nilai ini.

Masalahnya, Bagaimana Memberitahu Siswa?

            Apakah ini benar-benar pekerjaan yang sia-sia? Bagaimana jika aku memberitahu siswa-siswaku akan aturan pengatrolan nilai ini? Tapi bagaimana cara memberitahu mereka? Atau apakah aku harus kembali menggunakan rumus excel dan mencantumkan rumusnya di dalam rapor agar siswa mampu menguraikan nilainya sendiri dengan rumus itu?

            Aku mengunggah tulisan ini di blog ini dan akan mencantumkan tautannya di catatan wali murid jika memungkinkan. Aku akan beri pengantar singkat agar mereka mengunjungi tautan yang aku bagikan di rapor mereka. Ya, aku mungkin akan mencobanya. Kalau mereka tidak tertarik, biarlah. Aku sudah mencobanya. Aku tak mau menyesal karena tak mencobanya.

            Sebenarnya alangkah lebih baik jika nilai di dalam rapor ditulis apa adanya sesuai dengan kondisi siswa. Siswa bisa membaca dan mengetahui kapasitas dirinya dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Siswa akan lebih mampu mencari kelemahan dan kelebihan mereka. Memfokuskan energi pada kelebihan mereka supaya dapat mengembangkannya secara maksimal.

            Kapan pendidikan di Indonesia akan terbebas dari kepura-puraan ini? Apakah mengatrol nilai termasuk tidak korupsi? Entahlah.

            Aku bukan siapa-siapa yang bisa mengubah sistem yang begitu kompleks dan penuh kepentingan ini. Namun, catatlah aku sebagai seorang guru yang peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia. 

            CATAT !!!

--------------------------------------

Tulisanku yang lain:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas dan Materi Kalimat Tanggapan dan Saran; Materi Bahasa Indonesia Kelas 5; Kurikulum Merdeka

Sumber gambar: Kompasiana.com "Semoga dengan belajar tanggapan dan saran, kamu menjadi lebih bijaksana dalam bermain media sosial seperti tik-tok, quora, facebook, instagram, x, dan lain-lain. Mengenal Kalimat Tanggapan Pernahkah kamu berkomentar di media sosial? Berkomentar di media sosial merupakan bentuk tanggapan. Pelajaran kita kali ini bertujuan agar kalian semakin bijaksana dalam bermain media sosial, tidak asal komentar, menghargai pendapat orang lain, dan terhindar dari berita bohong alias hoax. Ok, langsung saja! Kalimat tanggapan bisa diartikan sebagai reaksi yang kita berikan terhadap suatu peristiwa atau suatu hal dalam bentuk kalimat. Kamu bisa memberikan tanggapan berupa dukungan, persetujuan, bahkan penolakan. Kamu juga bisa mengungkapkan perasaanmu sebagai bentuk tanggapan. Perhatikan Hal-hal Ini Untuk memberikan tanggapan ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Kesantunan . Ketika memberikan tanggapan, pastikan bahasa yang kamu gunakan santun...

Memahami Makna Imbuhan Ter- Dalam Bacaan; Materi Bahasa Indonesia Kelas 5 Kurikulum Merdeka

Manfaat kita belajar mengenai imbuhan ter- adalah agar kita semakin baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua manusia tak bisa hidup tanpa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial. Tujuan Belajar Tujuan kita belajar kali ini adalah untuk mengetahui apa saja makna atau fungsi dari imbuhan ter- dalam sebuah kalimat. Selain itu, tujuan kita belajar kali ini adalah agar kita mampu menggunakan imbuhan ter- dengan benar. Manfaat kita belajar mengenai imbuhan ter- adalah a gar kita semakin baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua manusia tak bisa hidup tanpa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial. Semakin baik kamu berkomunikasi semakin terlihat bahwa kamu orang yang berwawasan luas. Maka dari itu, pelajari materi kali ini dengan sungguh-sungguh, ya! Mengenal Imbuhan Imbuhan merupakan bunyi tambahan yang disisipkan pada sebuah kata, baik pada awal, tengah, akhir, atau awal d...

Teks Deskripsi - Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 - Fase D

TEKS DESKRIPSI Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan sangat sering menemukan teks deskripsi. Misalnya, saat kita berbelanja secara online, kita sering menemukan teks deskripsi dalam sebuah produk. Penjual perlu mendeskripsikan produknya dengan jelas agar pembeli dapat memilih barang yang mereka butuhkan dengan tepat. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tentang teks deskripsi. Bacalah materi berikut ini dengan saksama! Tanyakan kepada gurumu jika ada bagian yang sulit kamu pahami! Mengapa Kamu Perlu Mempelajari Teks Deskripsi? Adalah sebuah kekonyolan jika kamu mempelajari sesuatu tanpa tahu manfaatnya apa. Tapi, kekonyolan ini pun terkadang masih lebih baik dari pada tidak mempelajari apapun dalam hidupmu. Kalau kamu tahu apa manfaat mempelajari sesuatu, kamu bisa memutuskan akan mempelajarinya dengan tekun atau tidak sama sekali. Maka dari itu, mari kita bahas terlebih dahulu apa saja manfaat mempelajari teks deskripsi. Beberapa manfaat yang bisa kamu peroleh dengan...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

13 Rekomendasi Film Inspiratif Untuk Anak-Anak; Cocok Untuk Mengisi Liburan Sekolah

"Film ini bercerita tentang seorang alien rindu kampung halaman yang mendaratkan pesawat ruang angkasanya di dekat Hutan Afrika yang penuh warna. Teman-teman hewan barunya perlu membawanya kembali ke kapalnya dan mengajarinya tentang persahabatan dan kesenangan sebelum ayahnya yang Penakluk Luar Angkasa dapat mengambil alih planet bumi ini." -- Jungle Beat: The Movie -- 13 Film Inspiratif Dalam dan Luar Negeri           Untuk mengisi kegiatan selama pesantren kilat di madrasah, aku ditugasi mengunduh film yang cocok untuk anak-anak MI. Kelas 1 dan 2 direncanakan menonton pada hari Senin, sedangkan kelas 3 hingga 6 pada hari Selasa. Aku dapat tugas mencari film untuk kelas 3 hingga 6. Agak susah mencari film untuk kelas 3 hingga 6 karena kriteria yang diberikan kepala sekolah adalah harus inspiratif.           Masalahnya, anak-anak sekarang mudah sekali bosan. Mereka terbiasa menikmati video-video pendek yang sangat menarik de...

Kaligrafi Karya Kelas 5 - MI GUPPI Rakitan - Tahun Pelajaran 2024/2025

Pada Ramadhan tahun ini, kami kembali mengadakan lomba membuat kaligrafi. Kali ini, ketentuannya adalah membuat kaligrafi dari salah satu surah dalam Al-Quran, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas. Ini adalah hasil karya kelas 5 yang sempat kuabadikan dalam foto. Kuunggah di sini sebagai kenang-kenangan.  Hasilnya memang tidak terlalu bagus, selain karena memang jarang latihan, waktu pembuatannya juga mepet sekali dengan keharusan memilih salah satu surat yang untuk dibuat kaligrafi sebenarnya terbilang cukup panjang untuk kelas 5. Tapi, ini sudah lumayan, kok. 

Karya Fotografi Kelas 5 MI GUPPI Rakitan

Melihat foto ini jiwa bolangku terusik. Bisa menyaksikan pemandangan seperti dalam foto ini secara langsung pasti sangat mendamaikan pikiran. Kapan, ya? Karya Fotografi Kelas 5           Ada satu mapel baru buat kelas 5 tahun ini, yaitu informatika. Materinya berkaitan dengan algoritma, software komputer, penalaran, editing foto dan video, dan lain sebagainya. Aku menyambut baik adanya mata pelajaran baru ini. Dari materi-materi itu aku pilih yang barangkali lebih dekat dengan dunia siswa, yaitu editing foto dan video. Aku memberikan tugas pertama buat mereka untuk mengambil foto apa saja yang menurut mereka indah dan pantas dibagikan. Beberapa siswa berinisiatif mengedit foto yang mereka ambil. Itu bagus dan memang itu tujuan awalku memberi tugas ini. Ini adalah hasil tugas mereka: Bunga putih dengan latar belakang tanaman lain. Komposisinya lumayan bagus. Namun, jika yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan adalah bagian bunganya, alangkah baiknya j...

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...