7 Peran Guru Menangani Siswa Yang Sulit Diatur

Seorang guru wajib mengetahui bahwa siswa di dalam kelas memiliki karakter yang sangat beragam. Ada yang rajin dan patuh pada guru. Dan sebaliknya, ada juga yang sering mencari perhatian dengan membuat ulah dan susah diatur. Seorang guru harus tetap mengajar dengan sebaik-sebaiknya dan berbuat adil pada seluruh siswa. Hal ini tidak menjadi masalah jika siswa disiplin dan selalu taat pada guru.

Bagaimana jika ada siswa bandel dan sulit diatur? Di sinilah peran guru sangat dibutuhkan. Guru perlu menjaga suasana kelas agar tetap kondusif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Peran-peran guru dalam penanganan siswa yang sulit diatur, diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, guru berperan merancang pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan. Setiap siswa dikarunia keunikan dan karakternya masing-masing. Hal ini menyebabkan setiap siswa tidak dapat ditangani dengan cara yang sama. Supaya semua karakter dan keunikan siswa dalam belajar dapat terfasilitasi, seorang guru harus merancang metode mengajar yang beragam.

Metode diskusi bisa jadi efektif di kelas A, tapi tidak efektif di kelas B. Cermah mungkin bagus untuk siswa A, namun bisa jadi sangat membosankan bagi siswa lain. Guru perlu membekali diri dengan berbagai metode mengajar. Dengan demikian, dia tidak perlu risau lagi terhadap siswa yang nakal dan suka mengganggu pada saat kegiatan belajar. Dengan metode yang sesuai dengan karakteristik mereka, siswa akan fokus dan bersemangat dalam belajar.

Kedua, guru berperan menegur siswa yang sulit diatur. Buatlah tanda secara nonverbal untuk menegur siswa yang sulit diatur. Lakukan tatap mata dengan siswa atau dengan mendekat kepada mereka ketika mereka asyik mengobrol, mengantuk, menghindar untuk berpartisipasi, atau membuat gaduh di kelas. Letakkan jari Anda di depan mulut (tanpa harus memelototi) untuk memberi tanda agar siswa berhenti mengobrol.

Ketiga, guru berperan membuat kesepakatan kelas yang jelas dan menaatinya secara konsisten. Untuk mencegah siswa membuat onar di kelas Anda, maka buatlah peraturan kelas yang jelas di awal pembelajaran. Apabila ada siswa yang melanggar aturan yang sudah dibuat, pastikan siswa tersebut mendapat sanksi sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama.

Kesepakatan kelas biasanya dibuat di awal pelajaran. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kesepakatan kelas adalah keterlibatan siswa dalam memutuskan kesepakatan yang dibuat. Guru tidak bisa membuatnya sendiri. Guru harus melibatkan siswa dan mendengar pendapat-pendapat mereka terkait dengan kesepakatan kelas yang akan diterapkan. Hal ini agar siswa merasa lebih terikat dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Keempat, guru berperan memahami karakteristik siswa. Siswa yang cenderung selalu bergerak dan aktif di dalam kelas belum tentu dia adalah siswa yang nakal atau bandel. Bisa jadi, siswa tersebut memang memiliki gaya belajar yang aktif. Artinya, dia lebih mampu belajar sambil bergerak secara aktif. Seorang guru berperan mencari tahu sebab-sebab seorang siswa membuat keributan di kelas. Dengan kata lain, seorang guru harus tahu karakteristik setiap anak didiknya.

Dengan memahami karekteristik siswa, metode pembelajaran yang dipilih seorang guru bisa lebih tepat. Misalnya, untuk siswa yang aktif guru bisa menggunakan metode belajar yang banyak melakukan aktivitas fisik seperti games, diskusi, atau bermain peran. Hal ini perlu sekali karena siswa tidak bisa hanya duduk, diam, dan mendengarkan guru sepanjang jam pelajaran. Aktifitas-aktifitas fisik dapat membantu siswa menyalurkan energi dengan tepat.

Kelima, guru berperan memberi hukuman yang positif untuk siswa. Yang dimaksud dengan hukuman positif adalah hukuman yang benar-benar membuat anak menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Memberikan hukuman dengan cara memarahi, membentak, atau hukuman fisik tidak akan membuat siswa jera, tetapi justru akan semakin membuat mereka sulit diatur.

Jenis hukuman atau konsekuensi yang didapat siswa jika melakukan pelanggaran harus disampaikan di awal pembelajaran dan dilakukan bersama-sama dengan siswa. Kemudian hasil kesepakatan ini harus konsisten dilaksanakan sehingga ketika menerima hukuman, siswa tidak merasa sakit hati.

Keenam, guru berperan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa. Ketika ada seorang siswa yang telah melanggar kesepakatan kelas berkali-kali atau melakukan pelanggaran berat di sekolah, maka peran guru adalah mengomunikasikannya dengan orang tua siswa. Komunikasi dengan orang tua siswa diperlukan untuk menggali sebab-sebab yang membuat siswa melakukan pelanggaran. Namun, sebelum guru berkomunikasi dengan orang tua siswa, guru dapat mencoba untuk berkomunikasi secara empat mata dengan siswa yang melakukan pelanggaran.

Ketujuh, bersabar menghadapi siswa yang sulit diatur. Bagaimanapun juga, seorang guru pasti akan berjumpa dengan siswa yang sulit diatur. Seorang guru memang dituntut untuk bersabar dalam mendidik siswa. Bersabar memerlukan kemampuan mengontrol emosi yang cukup tinggi. Dengan kemampuan mengontrol emosi, seorang guru diharapkan mampu berpikir jernih sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mendidik siswa-siswanya menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak mulia. Peran-peran yang telah diuraikan tersebut dapat dilaksanakan guru yang terus belajar memperbarui dirinya sendiri.

Baca artikel lainnya di blog ini:

Upaya Mendisiplinkan Anak Tanpa Ancaman dan Hukuman

Cambuk, Wortel, dan Bunga; Filosofi Mendidik Anak Tanpa Ancaman, Imbalan, dan Hukuman

Cara Membesarkan Anak yang Tangguh dan Bahagia Seperti Orang Denmark

Perfume: The Story Of A Murderer; Sebuah Usaha Menegaskan Eksistensi

Meninjau Ulang Nilai yang Kita Hidupi

Hidup Kalem Bersama Filosofi Teras

8 Peran Guru Dalam Memfasilitasi Diskusi Siswa

Bottom of Form

 

Komentar

Postingan Populer