8 Peran Guru Dalam Memfasilitasi Diskusi Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran aktif, diskusi kelas memainkan peranan yang sangat penting. Dalam diskusi kelas siswa mengungkapkan gagasan-gagasan mereka dan mereka mendengar gagasan-gagasan lain dari teman-temannya. Dengan mendengarkan beragam gagasan, siswa akan tertantang untuk berpikir. Dengan demikian, siswa akan menjadi pembelajar yang aktif. Siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran dan tidak mudah  bosan. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.

Untuk mewujudkan pembelajaran dengan diskusi yang aktif, peran guru sangat dibutuhkan di dalamnya. Guru perlu secara periodik membantu kelompok-kelompok diskusi untuk mengungkapkan gagasan-gagasan mereka. Beberapa peran guru yang sangat penting ketika memfasilitasi siswa dalam berdiskusi, yaitu:

Pertama, beberapa hari sebelum diskusi guru berperan mengungkapkan tema atau topik yang akan didiskusikan agar siswa punya persiapan lebih untuk diskusi. Ketika diskusi dimulai, guru berperan menyampaikan aturan-aturan atau tata tertib diskusi kepada siswa dan sanksi yang diberikan apabila ada siswa yang melanggarnya. Ini bertujuan agar diskusi bisa berjalan dengan lancar. Siswa akan berusaha untuk menghindari melakukan hal-hal yang tidak diperlukan selama proses diskusi berlangsung. Bila tata tertib diskusi tidak disampaikan lebih dulu sebelum diskusi, maka siswa tidak punya rujukan jelas yang mengatur tindakannya selama berdiskusi, termasuk bagaimana dia mengungkapkan pendapatnya. Guru bisa membagikan kertas berisi tata tertib kepada siswa atau menulisnya di papan tulis agar siswa selalu ingat tata tertib diskusi selama diskusi berlangsung.

Kedua, guru berperan mengemukakan kembali apa yang dikatakan siswa. Guru perlu mengungkapkan kembali perkataan atau pendapat siswa agar siswa tersebut merasa bahwa pendapatnya telah dipahami dan siswa lain bisa mendengar ikhtisar dari apa yang telah disampaikannya secara panjang lebar. Contoh mengungkapkan kembali pendapat siswa, “O, Jadi, yang kamu maksud tadi adalah bahwa kita harus hati-hati dalam mengungkapkan kata-kata, karena bisa jadi ada yang tersinggung.” Dengan mengungkapkan kembali pendapat siswa, maka ia akan lebih memiliki rasa percaya diri. Ini akan memancing siswa lain untuk berani mengungkapkan pendapatnya.

Ketiga, guru berperan meminta siswa untuk memperjelas apa yang dia maksud. Jika siswa mengungkapkan pendapat namun siswa lain merasa kebingungan dengan pendapat siswa tersebut, alangkah baiknya guru meminta siswa itu untuk menjelaskan kembali pendapatnya. Jika setelah siswa menjelaskan ulang pendapatnya masih banyak siswa yang belum paham, maka peran guru adalah mengungkapkan kembali pendapat siswa dengan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Dengan demikian, diskusi bisa terus berlanjut dan siswa lain bisa bergantian berpendapat.

Keempat, guru berperan memberikan pujian terhadap siswa yang mengungkapkan pendapat menarik dan mendalam. Guru berperan memberi pujian kepada siswa dalam proses jalannya diskusi. Yang perlu diperhatikan adalah tidak berlebihan dalam memberikan pujian dan pastikan guru mengungkapkan alasan mengapa pendapat siswa layak dipuji. Siswa akan lebih termotivasi ketika mengungkapkan pendapatnya.

Kelima, guru berperan menunjukkan ketidaksepahaman dengan halus. Tak bisa dipungkiri, dalam diskusi terkadang ada perbedaan pendapat karena ketidaksepahaman. Jika ini terjadi, peran guru adalah menunjukkan ketidaksepahaman dengan halus. Guru tak boleh langsung menghakimi siswa dengan mengatakan bahwa pendapatnya salah. Justru, dalam hal ini guru harus menggali lebih lanjut mengapa siswa berpendapat demikian. Picu diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahka siswa pada kesimpulan yang benar. Ini akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Keenam, guru berperan menjadi perantara perbedaan pendapat antar siswa. Guru berperan memperantarai perbedaan pendapat siswa dan mengatur ketegangan  yang terjadi ketika diskusi. Apabila diskusi sudah berlanjut dan semakin memanas, peran guru adalah meredakan suasana di kelas dengan cara mengaitkan pendapat-pendapat yang saling berbeda. Tampunglah semua pendapat dan tunjukkanlah kaitannya satu sama lain atau mintalah siswa melakukannya dan mendiskusikan lagi pendapat mereka dalam kelompok kecil.

Ketujuh, guru berperan mengevaluasi semua pendapat yang disampaikan siswa agar semua siswa merasa pendapat mereka dihargai sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengungkapkan pendapat. Pastikan ada siswa yang bertugas mencatat pendapat-pendapat yang disampaikan siswa lain agar guru dapat mengevaluasinya dan membuat ikhtisar diskusi.  

Kedelapan, guru berperan membuat ikhtisar diskusi dan menyampaikannya kepada siswa di akhir sesi diskusi. Hal ini dilakukan agar hasil diskusi tidak mudah dilupakan oleh siswa. Ikhtisar diskusi dapat berupa poin-poin penting dari pendapat utama masing-masing kelompok. Guru bisa menyampaikan sendiri ikhtisar yang dibuatnya atau meminta siswa untuk membacakannya di depan kelas. Dengan demikian proses diskusi yang dilakukan tidak akan terlewati secara sia-sia. Itulah peran-peran guru dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara diskusi kelas.

Baca artikel menarik lainnya di blog ini:

Upaya Mendisiplinkan Anak Tanpa Ancaman dan Hukuman

Cambuk, Wortel, dan Bunga; Filosofi Mendidik Anak Tanpa Ancaman, Imbalan, dan Hukuman

Cara Membesarkan Anak yang Tangguh dan Bahagia Seperti Orang Denmark

Perfume: The Story Of A Murderer; Sebuah Usaha Menegaskan Eksistensi

Meninjau Ulang Nilai yang Kita Hidupi

Hidup Kalem Bersama Filosofi Teras


           

           

           

Komentar

Postingan Populer