Bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari punya kecenderungan
kerendahan hati yang luar biasa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar
sehingga tidak membutuhkan kebesaran. Indonesia tidak pernah mengejar-ngejar
kemajuan karena sudah maju. Indonesia tidak pernah bernafsu terhadap kehebatan
karena aslinya memang sudah hebat.
ULASAN BUKU KAGUM KEPADA ORANG INDONESIA
Saat aku membuka media sosial, yang kutemukan seringkali unggahan-unggahan
berisi masalah negeri ini: mulai dari korupsi, bencana alam, kekerasan,
undang-undang yang tak memihak rakyat, demonstrasi, yang semuanya tak pernah
membawa ketenangan ke dalam pikiranku.
Indonesia emas yang diangan-angankan rakyat Indonesia sepertinya hanya
akan menjadi angan-angan untuk selamanya.
Manusia Indonesia dalam pikiranku adalah manusia-manusia yang bodoh.
Bagaimana tidak? Dikaruniai sumber daya alam yang begitu kaya, namun tetap saja
miskin di sana-sini.
Apa yang salah dengan manusia Indonesia?
Apakah puisi berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya
Taufik Ismail akan benar-benar mencerminkan perasaan kita sebagai orang
Indonesia?
Adakah hal-hal yang bisa kita banggakan dari orang-orang Indonesia
sekaligus yang bisa membawa harapan besar bahwa suatu hari nanti bangsa ini tak
akan tertinggal lagi dari bangsa lainnya?
Aku menemukan jawabnya di buku kecil yang ditulis oleh Emha Ainun Nadjib
berjudul Kagum Kepada Orang Indonesia. Sebagaimana judulnya, dalam buku
ini ada banyak hal disampaikan penulisnya mengenai orang-orang Indonesia yang
bisa membuat kita kagum.
Ini kali kedua aku membaca buku mungil bersampul kuning tentang
orang-orang Indonesia. Isinya terkadang membuatku berpikir bahwa Cak Nun—panggilan
Emha Ainun Nadjib—sedang menyindir orang-orang Indonesia dengan tetap mengagumi
karakteristik orang-orang Indonesia secara tulus. Terkadang, beberapa
tulisannya membuatku berharab bahwa apa yang disampaikan Cak Nun benar-benar ada
di Indonesia sekarang dan selamanya.
Dalam buku ini, Cak Nun menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang besar dan rendah hati. Karena kerendahhatian inilah bangsa Indonesia
sengaja menciptakan kesan dan citra di mata dunia bahwa kita bodoh, miskin,
dekaden, rusak moral, tak beradab, dan pemalas. Itu semua hanyalah strategi
untuk menyembunyikan kebesaran bangsa Indonesia. Bangsa besar tak butuh
kebesaran. Begitulah kiranya. Tapi, apakah faktanya demikian?
Dalam tulisan berjudul Kita Bukan Bangsa Pemalas, Cak Nun
menyampaikan bahwa bangsa lain dengan sumber daya alam yang seuprit tentu
saja perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bangsa Indonesia
tentu tidak. Dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa kita cukup
mengisi hari dengan nyanyi-nyanyi dan joged-joged, tidak perlu repot-repot
seperti bangsa lain. Namun pertanyaannya, sampai kapan kita akan terus joged-joged
dan nyanyi-nyanyi? Apakah kita bisa menjamin sumber daya alam kita akan tetap
melimpah?
Kembali ke pertanyaan awal, adakah hal-hal yang bisa kita banggakan dari
orang-orang Indonesia? Ya, tentu saja ada, bahkan banyak.
Cak Nun banyak membahasnya dalam buku ini. Salah satunya adalah bakat
seni yang tinggi. Hanya orang Indonesia yang bisa bernyanyi dalam berbagai
cengkok dunia. Mau pakai cengkok Arab hingga Amerika, bahkan China hingga Afrika,
tak akan kesulitan kita menemukan orang Indonesia yang bisa melakukannya.
Namun, cobalah cari orang Arab yang mampu menyanyi dengan cengkok Jawa,
susahnya minta ampun. Kira-kira begitulah.
Menurut Cak Nun, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat berpotensi
memimpin bangsa-bangsa lain di dunia. Ia mengistilahkan hal ini dengan Indonesia
Kapten Kesebelasan Dunia yang artinya bahwa Indonesia berpotensi memimpin
dunia dalam berbagai bidang.
Kualitas manusia Indonesia secara individu bisa sangat menonjol
dibandingkan manusia dari negara lain. Tenaga kerja Indonesia sangat disukai di
Korea, Malaysia, Jepang, dan Arab karena terkenal dengan keuletan dan
talentanya. Anak-anak Indonesia langganan juara olimpiade matematika hingga
olimpiade fisika. Banyak orang Indonesia yang tak diakui di negerinya, justru
dielu-elukan di negara lain. Kalau semua orang Indonesia yang ada di luar
negeri ditarik pulang ke Indonesia lumpuhlah dunia ini.
Cak Nun tentu saja tidak asal tulis. Beliau berpengalaman selama bertahun-tahun berinteraksi dengan manusia-manusia Indonesia di seluruh penjuru negeri bahkan di luar negeri. Apa yang beliau sampaikan di buku mungil ini berpotensi menjungkirbalikkan pandangan dan harapan kita tentang bangsa Indonesia. Ya, buku ini mungil, tapi guncangannya besar. Begitulah.
Informasi Buku
Judul : KAGUM KEPADA ORANG INDONESIA
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Penyunting : Arief Koes Hernawan
Penerbit : Bentang
Distributor : Mizan Media Utama
Tahun : Cetakan Pertama, Desember 2015
Halaman : xiv + 78 hlm.
ISBN : 978-602-291-133-3
Ulasan buku Cak Nun yang lain:
- Ulasan Buku Arus Bawah Karya Emha Ainun Nadjib; Catatan dari Masa Lalu
- Ulasan Buku BH Karya Emha Ainun Nadjib; Narasi Orang-Orang Terpinggirkan
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda!