![]() |
"Guru berkualitas syaratnya tak boleh berhenti belajar. Dengan kesadarannya, ia terus berupaya mengasah bakat dan minatnya untuk perbaikan kualitas diri." |
Pertama, menguatkan mental. Aku bertekad membaktikan hidupku di dunia pendidikan. Ini tekad yang bagus. Semua amal baik perlu diniati dengan baik pula.
Aku punya minat dalam dunia literasi. Aku suka membaca dan menulis. Aku akan terus mengembangkannya untuk menunjang profesiku sebagai seorang guru. Aku akan mengumpulkan tulisan-tulisanku di blog guru mulang ini.
Kedua, memperdalam empat kompetensi guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi sosial, profesional, pedagodi, dan kepribadian. Aku akan berusaha meningkatkan kemampuan dalam menggali orang lain, membangun hubungan, mengobrol, mempengaruhi, dan bekerja sama dengan siapapun.
Aku akan mendalami lagi materi pelajaran bahasa Indonesia baik materi SMP maupun SMA. Aku akan meningkatkan kemampuanku menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi serta penilaian.
Memahami tahap-tahap perkembangan anak juga tak kalah penting agar aku mampu menggunakan pendekatan yang tepat untuk menemani anak bertumbuh dan berkembang serta menemukan potensi dirinya. Aku akan berusaha memahami tahap-tahap perkembangan di usia remaja dan bagaimana cara mengoptimalkannya, sebab kemungkinan besar aku akan ditempatkan di MTs atau MA, yang tentu saja berisi para remaja. Aku akan membangun diriku menjadi pribadi yang dapat menginspirasi siswa-siswaku.
Ketiga, menyiapkan administrasi. Persiapan administrasi berkaitan dengan berkas yang diperlukan untuk pengisian DRH dan pengajuan NIP. Aku juga perlu menyiapkan segala yang berkaitan dengan administrasi mengajar, berupa RPP atau modul ajar, buku-buku yang berkaitan dengan bahasa Indonesia, soal-soal, CP, ATP, dan lain sebagainya.
Keempat, membicarakannya dengan keluarga. Kelulusanku berdampak pada keluarga berkaitan dengan di mana aku akan ditempatkan. Aku perlu memutuskan apakah keluargaku ikut denganku atau tidak. Ini sebaiknya tidak kuputuskan sendiri. Perlu diskusi dengan keluarga untuk menentukan apa keputusan terbaik yang harus diambil. Keputusan yang tepat bisa membantumu merencanakan keuangan yang sehat.
Jika aku ditempatkan di luar kabupaten Banjarnegara, namun masih cukup dekat, aku tidak akan membawa serta istri dan anakku. Purwokerto, Banyumas, Wonosobo, atau Temanggung bagiku masih cukup dekat. Masih memungkinkan buatku untuk pulang pergi satu minggu sekali atau satu bulan sekali. Jadi, kurasa tak perlu membawa serta keluarga. Aku bisa hidup mandiri. Aku sudah membuktikannya selama lima tahun menjadi seorang mahasiswa.
Jika aku ditempatkan di daerah selain yang telah kusebutkan, maka mau tak mau aku akan mengajak istri dan anakku. Aku akan kesepian jika terlalu jauh dari keluarga. Ini sebenarnya bukan soal jarak, tapi soal interaksi yang intens dan upaya membangun kedekatan secara emosional.
Aku berharap ditempatkan di Banjarnegara. Tidak masalah ditempatkan di daerah atas seperti Dieng, Batur, Wanayasa, atau Pagentan. Selama masih di Banjarnegara, aku akan menerimanya dengan senang hati. Namun, apabila terpaksa ditempatkan di luar Banjarnegara, aku harap ditempatkan di salah satu kabupaten atau kota yang sudah kusebutkan.
Kelima, membicarakannya dengan rekan kerja. Jika aku ditempatkan di sekolah lain, maka aku akan meninggalkan sekolah lamaku. Orang lain akan menggantikanku bekerja di sana. Aku tahu tugas-tugas apa saja yang belum aku selesaikan. Bila memungkinkan, akan kuselesaikan semua tugas-tugas itu sebelum pindah tempat kerja. Ini adalah upaya meningkatkan rasa tanggung jawabku. Ingatlah, selalu tinggalkan jejak berupa kebaikan di mana pun kamu berpijak. Jangan melimpahkan pekerjaan yang belum selesai kepada orang lain. Jika terpaksa, pastikan kamu menjelaskan dan memberi petunjuk kepada orang yang akan menggantikanmu.
Keenam, mempelajari budaya, bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan di daerah aku ditempatkan. Kalau sudah tahu di mana aku akan ditempatkan, aku akan mempelajari daerah itu dengan baik. Mulai dari mempelajari budaya, bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan agar aku dapat beradaptasi di lingkungan baruku dengan baik. Aku akan mempelajarinya lewat internet atau datang langsung ke daerah tempat kerjaku beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum ditempatkan bekerja. Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diriku dalam bekerja.
Itulah persiapan yang akan aku lakukan. Semoga semuanya berjalan lancar
Mengapa kamu memilih menjadi guru?
Selepas SMA, aku tak tahu apa bakatku. Aku juga tak tahu di bidang apa minatku. Yang dulu aku tahu, aku suka belajar bahasa Inggris. Tidak terpikir olehku untuk menjadi seorang guru. Ya, kurasa begitu.
Mengapa kamu pilih jurusan pendidikan?
Guru BK. Sepertinya aku ingat. Ya, guru BK. Guru BK-lah yang menyuruhku untuk memilih jurusan pendidikan. Katanya kemungkinan lolos lebih tinggi dari pada jurusan lain. Alhasil aku memilih jurusan pendidikan bahasa Indonesia dan jurusan bahasa Inggris. Kalau tak salah ingat, dulu boleh memilih dua jurusan yang berbeda namun harus di kampus yang berbeda. Entahlah.
Dulu aku sempat khawatir tak lolos seleksi sebab aku siswa yang biasa-biasa saja. Aku bahkan tak pernah juara kelas. Apalagi temanku yang langganan juara kelas mendaftar pada jurusan yang sama denganku dan di kampus yang sama pula. Aku pesimis sebenarnya. Namun, alhamdulillah kami berdua lolos. Sekarang temanku jadi ASN guru di salah satu SMP di Kemangkon kalau tidak salah. Aku pun sudah jadi guru meski masih tidak tahu mengapa aku menjadi guru. Yang jelas, aku mulai menikmati peranku sebagai seorang guru.
Apakah menurutmu ini tidak berbahaya? Kamu tentu pernah dengar ada pepatah, “Siapa yang tahu mengapa dia akan mampu melewati semua bagaimana.” Jadi, mengapa kamu menjadi seorang guru?
Kukira tak masalah. Aku hanya perlu memiliki nilai yang tak akan pernah mati. Artinya, aku harus tahu jalan apa yang akan aku tempuh dan proses apa yang akan aku cintai. Tujuan memang penting, tapi siapa yang mencintai perjalanan, ia akan berjalan lebih jauh dari siapapun.
Jalan apakah itu? Nilai apakah itu? Proses apakah itu?
Aku akan memilih nilai yang tak bergantung pada hasil atau nilai yang dapat aku kuasai sepenuhnya. Ini akan butuh waktu lama. Dengan percobaan berkali-kali dan mungkin kegagalan berkali-kali pula. Sudah dulu, ya, sesi wawancaranya. Kita lanjutkan besok saja.
Postingan Terkait:
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar Anda!