Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Seratus Tahun Kesedihan

"Di mana-mana ditemukannya orang-orang yang tertawa cekikikan. Di dalam bis, wanita muda duduk sambil tersenyum-senyum. Di pasar ikan, ibu-ibu menawar lele sambil tertawa-tawa. Anak-anak sekolah bernyanyi gembira sebelum pelajaran dimulai. Dimana-mana hanya ada wajah-wajah gembira. Hingga jika ia menemukan orang berwajah murung, pastilah orang itu sedang menyembunyikan kebahagiaannya." Seratus Tahun Kesedihan Di pinggiran kolam ikan di belakang rumahnya, seratus tahun setelah dia menderita sakit gigi, dia memutuskan untuk mengawetkan kesedihan.  Dia kenang-kenang bagaimana rasanya menderita sakit gigi. Mulai dari rasa linu yang berdenyut-denyut sepanjang waktu, hingga susahnya makan karena rasa sakit itu.  Rasa linu yang berdenyut-denyut itu kian berdenyut-denyut manakala dingin menerpanya atau suara keras terdengar olehnya. Dia sudah mencoba segala macam obat. Dia telan aspirin, asmat, dan macam-macam obat dari apotek. Namun, rasa linu yang berdenyut-denyut itu tak kunjung h...

Upaya Memahami Kehidupan dari Abu Kematian

"Fakta bahwa tak ada yang abadi di dunia ini justru bisa menjadi penghiburan. Sebagaimana keindahan dan kebahagiaan tidak abadi kerusakan dan penderitaan juga tidaklah abadi." ULASAN BUKU THE WHITE BOOK KARYA HAN KANG Membaca The White Book karya Han Kang seperti membaca puisi dalam bentuk prosa. Kalimat-kalimatnya memiliki daya magis yang membuat pembacanya berhenti sebentar untuk merenung. Ya, berhenti sebentar. Dalam hidup yang serba cepat, ada hal-hal yang hanya bisa terlihat saat kita berhenti. Seperti Han Kang yang melihat lintasan kehidupan dan pemikirannya saat ia menaruh perhatian pada segala hal yang berwarna putih. Warna putih telah membentuk dunia Han Kang lewat kenangan akan kematian kakak perempuannya sesaat setelah dilahirkan. Han Kang hidup dengan cerita-cerita kematian kakaknya yang membuatnya merenungkan tentang kehidupan, kematian, kesedihan, kenangan, dan ketabahan menerima mereka yang telah pergi sebelumnya. Renungan-renungan tersebut menyublim dalam...

Mengisap Asap

"Masyarakat kita didominasi orang-orang miskin. Masalah sampah tentu saja bukan menjadi prioritas. Prioritas orang-orang miskin tentu saja bagaimana memperoleh uang untuk membiayai kehidupan mereka. Jadi, kalau lingkungan kita masih berantakan, masih ada sampah di mana-mana, bisa jadi kita masih tergolong orang-orang miskin. Ya, miskin harta. Ya, miskin ilmu."  MENGISAP ASAP Salah satu harapan hidup di desa adalah dapat menghirup udara segar di pagi hari. Namun, harapan hanya harapan. Nyatanya, orang-orang di desa kerap membakar sampah mereka tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Orang-orang telah menganggap biasa hal ini. Mereka mungkin tidak merasa bersalah dan tidak tahu bahwa sebenarnya yang mereka lakukan melanggar hukum. Asap dari sampah yang mereka bakar menjadi polutan yang terisap masuk sistem pernapasan manusia. Aku kesal sekali dengan hal ini. Pasalnya, perjalananku berangkat kerja diwarnai asap pekat hasil pembakaran sampah di pinggir jalan. Dari Desa Ampel...

Menikmati Hasil Ketekunan Bapak Folklor Indonesia, James Danandjaja

"Para kaisar yang bijaksana dari Tiongkok Kuno mengumpulkan folklor untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahannya." Ulasan Buku Folklor Indonesia Karya James Danandjaja Dahulu, ketika aku masih anak-anak, orang dewasa di sekitarku selalu mengingatkanku agar sebersih mungkin saat menyapu lantai baik lantai rumah, halaman, maupun lantai kelas. Menurut mereka jika kurang bersih, kelak aku mendapat pasangan yang buruk rupa. Dulu aku meyakininya. Sekarang aku tahu ini hanyalah takhayul. Meski takhayul, ini menjadikanku orang yang suka bersih-bersih dan mencintai kerapian. Takhayul yang hampir sama berasal dari Betawi: jika seorang jejaka atau perawan tidak menghabiskan butir-butir nasi di atas piringnya ketika makan, maka kelak mereka akan mendapat suami atau istri yang mukanya bopeng. Dua takhayul yang sudah kuceritakan sama-sama berisi “ancaman”: mendapat pasangan buruk rupa. Namun, maksud petuahnya berbeda. Yang pertama bertuj...

Resensi Buku Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma

  Mulai dari seorang pendekar yang meloncat dari satu rumah ke rumah lain, percintaan di dalam kereta api, anak pelacur yang kebingungan menulis cerita, senja yang dicuri, pemain bola yang menggiring bolanya sampai ke ujung dunia; apapun bisa ditulis oleh Seno. OPEN ENDING DAN CERITA YANG TELAH SELESAI DITULIS Selama liburan semester, tak banyak yang bisa saya lakukan selain membaca buku. Dari pada tidak melakukan apapun, saya duduk di sofa, buku di tangan kiri, kopi di tangan kanan, jodoh di tangan Tuhan. Mantap! Mulailah saya membaca. “Senja dan Cinta yang Berdarah,”adalah salah satu buku yang saya baca. Buku ini berisi 85 cerita pendek yang ditulis Seno Gumira Ajidarma di Harian Kompas 1978-2013. Cerita pertama yang saya baca adalah “Pembunuhan”(1978). Seorang pengarang cerita detektif (pensiunan intel melayu yang sangat dibenci bandit-bandit) menulis cerita tentang seorang pencari kayu bakar di hutan yang melihat mayat perempuan dan seorang lelaki yang berlari membawa gol...

Congkak

  "Hari ini, kita dicecar gegap gempitanya arus informasi media massa. Keputusan-keputusan yang kita ambil, dari yang filosofis hingga yang praktis, apa yang kita anggap penting, apa yang kita pikir layak diperjuangkan, hampir tidak mungkin tidak dipengaruhi oleh media massa." CONGKAK Dengar, dunia telah dipenuhi orang-orang dengan sifat congkak; merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia; menyombongkan apa yang tak pernah benar-benar dimilikinya.  Barangkali, hal ini karena sejak kecil kita didikte untuk menjadi yang terbaik. Orang tua menggembleng kita agar meraih prestasi tertinggi. Kita ikut banyak perlombaan untuk membuktikan bahwa kita unggul. Kita memperjuangkan sesuatu yang menurut orang lain layak diperjuangkan.  Kita jadi sombong jika berhasil meraihnya; menganggap bahwa semua itu hasil usaha kita sendiri. Saat gagal, kita terjerumus dalam kesombongan karena tak mau menerima bahwa kegagalan adalah bagian hidup manusia.  Dengar, jika kamu t...

Ulasan Buku Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka; I (Pendidikan) karya Ki Hadjar Dewantara

  “Pengajaran harus bersifat kebangsaan. Kalau pengajaran bagi anak-anak tidak berdasarkan kenasionalan, anak-anak tak mungkin mempunyai rasa cinta bangsa dan makin lama terpisah dari bangsanya, kemudian barangkali menjadi lawan kita. Pengajaran nasional itulah hak dan kewajiban kita.” ― Ki Hadjar Dewantara, 1928  Upaya Menghapus Kolonialisme Dalam Pendidikan Kalau harus menyebutkan salah satu buku yang wajib dibaca seorang guru minimal sekali dalam seumur hidupnya, aku yakin buku inilah jawabannya. Buku bersampul kuning berjudul Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka; I (Pendidikan) diterbitkan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Buku tersebut berisi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam naskah-naskah pidatonya dan berbagai artikel yang terserak di media massa. Artikel dan naskah pidato beliau dikelompokkan sesuai tema dalam delapan bab: (1) Pendidikan Nasional, (2) Politik Pendidikan, (3) Pendidikan Kanak-Kanak, (4) Pendidikan Kesenian, (5) Pendidikan Keluarg...