Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Siapa Menanam Akan Memetik Hasilnya, Benarkah?

  "Bagaimana dengan orang-orang yang telah berbuat baik, namun yang mereka terima justru cacian, hinaan, dan kebencian? Apakah hukum tabur-tuai tidak berlaku bagi mereka?" KONSEP HUKUM TABUR-TUAI Siapa yang tak tahu hukum tabur-tuai? Mungkin semua orang tahu. Siapa yang menabur benih ia akan menuai hasilnya (Galatia 6:7). Petani yang menabur benih padi di sawahnya, kelak menuai padi di sana. Kabar baiknya, hukum tabur-tuai ini tidak hanya berlaku untuk petani saja. Hukum tabur-tuai ini berlaku untuk semua orang dalam segala aspek kehidupan. Siapa menabur kebencian, ia memanen kebencian. Siapa menabur kedamaian, ia memanen kedamaian. Bagaimana dengan orang-orang yang telah berbuat baik, namun yang mereka terima justru cacian, hinaan, dan kebencian? Apakah hukum tabur-tuai tidak berlaku bagi mereka? Perlu disadari bahwa apa yang kita tabur belum tentu saat ini juga, atau besok, atau lusa dapat kita petik hasilnya. Seperti Rasul kita, beliau menabur kebaikan dan kedamaia...

Nilai Benar-Salah Kadang Tak Pasti; Menyimak Dialog Arjuna-Kresna dalam Bhagawad Gita

"Wayang adalah simbol kehidupan manusia. Bahkan merupakan bayangan dari kemanusiaan itu sendiri. Manusia yang apa adanya, yang tidak sekadar "hitam-putih”. Manusia yang tidak sempurna, manusia yang penuh cacat, namun tetap giat dalam menggeliat untuk mencapai harapan dan cita-citanya, sembari terus bergulat dalam kebenaran dan dosa-dosa."  Ulasan Buku Bhagawad Gita Karya Heru HS Buku tipis yang kubaca pada waktu setelah sahur ini, menceritakan penggalan episode dari epos besar Mahabarata yaitu perang Bharata Yudha, lebih khusus lagi saat-saat sebelum perang itu meletus. Perang ini terjadi akibat Kurawa mengingkari janjinya menyerahkan kembali Indraprasta kepada Pandawa. Setelah Pandawa hidup di belantara hutan selama duabelas tahun dalam pengasingan dan satu tahun dalam penyamaran, Kurawa tak kunjung menepati janjinya meski sudah ditagih berkali-kali.    Pihak Pandawa berkeyakinan bahwa jalan satu-satunya untuk mendapatkan kembali Indraprasta adalah merebutnya melalui ...

Mitos Penjajahan dan Mitos Kemerdekaan di Indonesia

Hitungan G.J. Resink, kita hanya pernah dijajah Belanda kurang lebih 40 tahun, tapi itu pun tak seluas wilayah Republik Indonesia saat ini. Memang Belanda berupaya menjajah kita selama 350 tahun. Namun, upaya itu tak pernah benar-benar berhasil. Belanda hanya menguasai sebagian wilayah Nusantara saja. Tak pernah sepenuhnya. Ulasan Buku Bukan 350 Tahun Dijajah Karya G.J. Resink Saat sekolah dulu, saya sering dengar bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Lama sekali, pikir saya kala itu sedikit takjub bercampur heran. Saya heran sebab dari cerita orang-orang tua, Indonesia dahulu kala tak kekurangan orang -orang sakti mandraguna. Mengapa bisa dijajah selama itu jika memang Indonesia punya banyak orang-orang sakti mandraguna? Jawabannya , tentu saja karena orang-orang sakti itu hanya lah mitos. Dan, ternyata 350 tahun dijajah Belanda juga hanyalah mitos. Sudah dari dulu orang-orang Indonesia gemar sekali dengan mitos. Mungkin itulah mengapa , meski Indonesia sudah me...

Seratus Tahun Kesedihan

"Di mana-mana ditemukannya orang-orang yang tertawa cekikikan. Di dalam bis, wanita muda duduk sambil tersenyum-senyum. Di pasar ikan, ibu-ibu menawar lele sambil tertawa-tawa. Anak-anak sekolah bernyanyi gembira sebelum pelajaran dimulai. Dimana-mana hanya ada wajah-wajah gembira. Hingga jika ia menemukan orang berwajah murung, pastilah orang itu sedang menyembunyikan kebahagiaannya." Seratus Tahun Kesedihan Di pinggiran kolam ikan di belakang rumahnya, seratus tahun setelah dia menderita sakit gigi, dia memutuskan untuk mengawetkan kesedihan.  Dia kenang-kenang bagaimana rasanya menderita sakit gigi. Mulai dari rasa linu yang berdenyut-denyut sepanjang waktu, hingga susahnya makan karena rasa sakit itu.  Rasa linu yang berdenyut-denyut itu kian berdenyut-denyut manakala dingin menerpanya atau suara keras terdengar olehnya. Dia sudah mencoba segala macam obat. Dia telan aspirin, asmat, dan macam-macam obat dari apotek. Namun, rasa linu yang berdenyut-denyut itu tak kunjung h...

UPAYA MEMAHAMI KEHIDUPAN DARI ABU KEMATIAN

"Fakta bahwa tak ada yang abadi di dunia ini justru bisa menjadi penghiburan. Sebagaimana keindahan dan kebahagiaan tidak abadi kerusakan dan penderitaan juga tidaklah abadi." ULASAN BUKU THE WHITE BOOK KARYA HAN KANG Membaca The White Book karya Han Kang seperti membaca puisi dalam bentuk prosa. Kalimat-kalimatnya memiliki daya magis yang membuat pembacanya berhenti sebentar untuk merenung. Ya, berhenti sebentar. Dalam hidup yang serba cepat, ada hal-hal yang hanya bisa terlihat saat kita berhenti. Seperti Han Kang yang melihat lintasan kehidupan dan pemikirannya saat ia menaruh perhatian pada segala hal yang berwarna putih. Warna putih telah membentuk dunia Han Kang lewat kenangan akan kematian kakak perempuannya sesaat setelah dilahirkan. Han Kang hidup dengan cerita-cerita kematian kakaknya yang membuatnya merenungkan tentang kehidupan, kematian, kesedihan, kenangan, dan ketabahan menerima mereka yang telah pergi sebelumnya. Renungan-renungan tersebut menyublim dalam...

Mengisap Asap

"Masyarakat kita didominasi orang-orang miskin. Masalah sampah tentu saja bukan menjadi prioritas. Prioritas orang-orang miskin tentu saja bagaimana memperoleh uang untuk membiayai kehidupan mereka. Jadi, kalau lingkungan kita masih berantakan, masih ada sampah di mana-mana, bisa jadi kita masih tergolong orang-orang miskin. Ya, miskin harta. Ya, miskin ilmu."  MENGISAP ASAP Salah satu harapan hidup di desa adalah dapat menghirup udara segar di pagi hari. Namun, harapan hanya harapan. Nyatanya, orang-orang di desa kerap membakar sampah mereka tak kenal waktu dan tak kenal tempat. Orang-orang telah menganggap biasa hal ini. Mereka mungkin tidak merasa bersalah dan tidak tahu bahwa sebenarnya yang mereka lakukan melanggar hukum. Asap dari sampah yang mereka bakar menjadi polutan yang terisap masuk sistem pernapasan manusia. Aku kesal sekali dengan hal ini. Pasalnya, perjalananku berangkat kerja diwarnai asap pekat hasil pembakaran sampah di pinggir jalan. Dari Desa Ampel...

Menikmati Hasil Ketekunan Bapak Folklor Indonesia, James Danandjaja

"Para kaisar yang bijaksana dari Tiongkok Kuno mengumpulkan folklor untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan kebijaksanaan dalam menjalankan pemerintahannya." Ulasan Buku Folklor Indonesia Karya James Danandjaja Dahulu, ketika aku masih anak-anak, orang dewasa di sekitarku selalu mengingatkanku agar sebersih mungkin saat menyapu lantai baik lantai rumah, halaman, maupun lantai kelas. Menurut mereka jika kurang bersih, kelak aku mendapat pasangan yang buruk rupa. Dulu aku meyakininya. Sekarang aku tahu ini hanyalah takhayul. Meski takhayul, ini menjadikanku orang yang suka bersih-bersih dan mencintai kerapian. Takhayul yang hampir sama berasal dari Betawi: jika seorang jejaka atau perawan tidak menghabiskan butir-butir nasi di atas piringnya ketika makan, maka kelak mereka akan mendapat suami atau istri yang mukanya bopeng. Dua takhayul yang sudah kuceritakan sama-sama berisi “ancaman”: mendapat pasangan buruk rupa. Namun, maksud petuahnya berbeda. Yang pertama bertuj...