Review Buku Perfume: The Story Of A Murderer; Sebuah Usaha Menegaskan Eksistensi

Gambar: starjogja.com
Patrick Suskind menyuguhkan tema besar kepada pembacanya: eksistensi. Tema besar ini sudah tercium sejak awal cerita dimulai, yaitu saat seorang bocah—selanjutnya bernama Grenouille—lahir tanpa memiliki aroma apapun yang melekat di tubuhnya. Pada umumnya, setiap bayi memiliki aroma yang khas sebagai salah satu penanda eksistensinya.

Grenouille lahir dengan kemampuan mengendusi aroma dengan luar biasa. Ia mampu menyimpan semua aroma yang dihirupnya dalam ingatan. Ia juga mampu mengolah aroma-aroma yang dihirupnya itu menjadi konstituen-konstituen terkecil sehingga ia mampu membedakan berbagai macam benda hanya dengan mencium aroma dari benda itu. Karena kemampuannya itulah, Grenouille lebih mengandalkan penciumannya daripada indra manapun yang ia punya.

Si Bocah Grenouille ini terlahir dengan kelebihan itu saja, sementara hal lainnya tidak ia miliki.

Ia digambarkan terlahir sebagai manusia buruk rupa dan bahkan bisa dibilang mendekati rupa monster. Ibu Grenouille meninggal saat Grenouille baru lahir.

Grenouille diasuh ibu susunya namun tidak lama. Ibu susunya segera mengetahui potensi mengerikan yang dimiliki Grenouille ketika ia tak bisa mencium aroma apapun dari tubuh Si Bayi Grenouille.

Sebagaimana laiknya bayi manusia biasa, harusnya bayi Grenouille punya aroma. Menyadari hal itu, ibu susu Grenouille menyerahkan Grenouille ke gereja. Pihak gereja kemudian menyerahkan Grenouille ke panti sosial. Di panti sosial ini, Grenouille bahkan sudah dikucilkan sejak masih bayi. Bayi-bayi lain akan menggerombol di pojokan dan menghindari Grenouille. Entah dorongan apa yang menyebabkan bayi-bayi lain menjauh dari Grenouille kecil.

Saat menjelang remaja, Grenouille menjadi tukang samak kulit domba. Ia bekerja setiap hari dengan gaji yang sangat kecil, dan tidur di sebuah kandang. Ia tidak dianggap sebagai laiknya manusia.

Suatu hari, Grenouille punya kesempatan pergi berjalan-jalan, setelah majikannya memberinya libur sejenak. Saat ia berada di keramaian, ia mengendus aroma yang membuatnya mabuk kepayang.

Ia mencari keberadaan aroma itu lantas menemukan bahwa aroma itu adalah milik seorang gadis. Grenouille mabuk oleh aroma sang gadis hingga ia membunuh gadis malang itu dan mengendusi seluruh tubuh sang gadis dengan sangat rakus. Itulah pembunuhan pertamanya.

Berkat kemampuan menciumnya yang sangat tajam, ia akhirnya menjadi pembuat parfum yang sangat berbakat. Namun, bakatnya dalam membuat parfum tidak ia tunjukkan pada dunia.

Ia bekerja sebagai buruh di rumah seorang ahli parfum yang tak dapat lagi meracik parfum karena kemampuan mengendusnya sudah merosot. Si ahli parfum memanfaatkan kemampuan Grenouille untuk membuat parfum berkelas dunia dan mengakui bahwa itu adalah karyanya.

Grenouille tak merasa keberatan, karena menjadi ahli parfum bukanlah tujuannya. Ia bekerja dengan ahli parfum itu untuk lebih menguasai teknik pembuatan parfum dengan baik. Ia bekerja sangat keras tanpa mendapat upah yang layak, ia juga menunjukkan kepatuhan yang luar biasa melebihi kepatuhan seorang budak. Di balik ketabahan dan kepatuhan yang luar biasa itu, ia punya ambisi gila yang pada akhirnya membuatnya menjadi seorang pembunuh.

Grenouille mulai belajar menciptakan parfum beraroma manusia untuk ia gunakan pada tubuhnya yang tak punya aroma apapun. Saat ia berhasil menciptakan aroma manusia dan memakai aroma itu di tubuhnya, ia merasa dirinya mulai dianggap ada. Ia merasa telah menegaskan eksistensinya di dunia yang selama ini seolah-olah tidak ada. Kali ini orang mulai menganggapnya ada.

Sebelum ia memakai aroma manusia, tak akan ada yang menyadari keberadaannya kecuali melihatnya secara langsung. Tapi kali ini berbeda. Saat Grenouille berjalan di belakang seseorang, orang itu akan menoleh karena menyadari keberadaan Grenouille.

Tak puas, Grenouille berusaha menciptakan parfum yang punya efek luar biasa. Untuk menciptakan parfum impiannya, Grenouille membunuh gadis-gadis paling cantik di kotanya kemudian mengambil inti aroma dari gadis-gadis itu dengan teknik-teknik yang ia pelajari dalam mengekstraksi aroma-aroma dari benda mati.

Grenouille membunuh banyak gadis untuk membuat parfum yang ia impikan. Pembunuhan itu tentu meresahkan dan membuat geger seluruh warga kota.

Gambar: thestreamable.com

Grenouille tertangkap pada pembunuhan yang ke 25. Pengadilan memvonis mati Grenouille. Namun, ia tidak bersedih karena ia telah sampai pada target terakhir dan semua bahan aroma yang dibutuhkannya telah ia peroleh dari 25 gadis yang ia bunuh.

Dengan bekal aroma itulah Grenouille berencana melihat efek dari parfum ciptaannya terhadap manusia sekaligus ia akan melarikan diri dari vonis mati itu. Apakah Grenouille berhasil meloloskan diri pada hari eksekusi? Tentu kamu harus membacanya sendiri supaya kamu menikmati keasyikan membaca novel yang satu ini.

Sejak membaca novel Parfum karya Patrick Suskind, aku jadi sering membayangkan bahwa dalam jarak puluhan mil dari tempatku berdiri seseorang tengah melacak diriku dengan mengendusi bau tubuhku.

Jika benar ada orang dengan kemampuan mengendus luar biasa seperti kemampuan Grenouille dalam novel Perfume, niscaya akan sulit sekali bagi para penjahat untuk melarikan diri. Itu jika kekuatan mengendus dimiliki oleh orang yang baik, dan tentu saja, jika ia mau menggunakan kemampuannya untuk membantu para polisi yang seringkali tak bisa berbuat apa-apa.

Tentu saja, kekuatan apapun sebenarnya bersifat netral. Menjadi berbahaya jika kekuatan yang luar biasa dimiliki oleh orang yang bengis macam Grenouille.

Demikian ulasan buku kali ini dari gurumulang.com. Nah, berikut ini adalah rincian bukunya:

Judul Buku: Perfume: The Story of A Murderer

Jenis Buku: Novel

Genre: Fiksi – Thriller

Nama Penulis: Patric Süskind

Negara: Jerman

Penerbit: Dastan Books

Bahasa: Indonesia

Cetakan Pertama: Desember 2008

Tebal Buku: 428halaman

Dimensi Buku (P x L): 12,5 x 19 cm

Website Resmi Penerbit: http://www.dastanbooks.com

No.ISBN: 978-979-3972-46-6

Harga: Toko Gunung Agung: Rp.59.900 (Harga Update Oktober 2010)

Diangkat ke Layar Lebar: Review Film Perfume: The Story of A Murderer

Baca ulasan buku lainnya di blog ini > Meninjau Ulang Nilai yang Kita Hidupi

Hidup Kalem Bersama Filosofi Teras 

Cara Membesarkan Anak yang Tangguh dan Bahagia Seperti Orang Denmark




Komentar

Postingan Populer