Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

Anak Anda Berbohong, Tanda Dia Mencintai Anda

"Kebohongan tak selalu berasal dari tempat negatif. Terkadang Anda berbohong untuk menyenangkan orang lain. Meskipun demikian kebohongan tetaplah kebohongan." - Guru Mulang - Jika anak Anda sering berbohong, mungkin Anda akan bertanya-tanya, kesalahan apa yang Anda lakukan sampai-sampai Anda membesarkan seorang anak yang tidak jujur. Anda tentu akan berusaha mengubah anak Anda agar menjadi seorang yang jujur. Namun, bukankah ironis kalau kita berharap anak-anak berkata jujur, sedangkan kita sendiri banyak berbohong? Kita sering tidak menoleransi kebohongan yang dilakukan anak-anak dan menghukum mereka. Namun, kita sendiri sering kali lupa mempertimbangkan alasan apa yang mendasari mereka berbohong. Selama ini, kita dikuasai prasangka bahwa kebohongan selalu berasal dari tempat yang negatif. Padahal tidak. Coba pikirkan kembali, kapan dan bagaimana terakhir kali Anda berbohong. Mungkin Anda akan mendapati bahwa Anda berbohong untuk menyenangkan orang lain. Misalnya, Anda...

Bayi Itu Masih di Sana

Bukankah setelah Adam diusir dari surga, setan selalu dituduh sebagai biang kerok atas semua kesalahan manusia? Perkara membuang bayi, pastilah gagasan setan. - Bayi Itu Masih di Sana - Malam dimulai ketika puluhan anjing melolong dan ratusan tikus sebesar kucing bercericit dalam gorong-gorong. Bulan bulat sempurna. Air sungai hitam berkilauan memantulkan cahaya bulan. Baunya yang sengak dan bacin mengambang di udara. B ayi itu masih di sana, di tumpukan sampah di dekat sungai. Siapa mengira pengalaman pertamanya melihat dunia dimulai di atas tumpukan sampah? Tentu tak ada yang mengira. Bahkan wanita yang telah membuangnya mungkin tak mengira bakal membuang anaknya ke sana. Bukankah semua wanita ingin anaknya bahagia? Siapa percaya seorang wanita hamil punya gagasan membuang bayinya setelah lahir? Gagasan itu pasti bukan dari dirinya, melainkan dari setan. Bukankah setelah Adam diusir dari surga, setan selalu dituduh sebagai biang kerok atas semua kesalahan manusia? Perkara membuang b...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Meninggalkan Jejak Kebaikan

"Aku tak cuma seorang guru di sana. Aku menjelma menjadi tukang cat dinding, tukang potong rumput dan tanaman hias, tukang membetulkan atap yang bocor, tukang antar siswa pulang sekolah, petani singkong dan jagung, sampai menjadi tukang air." - Guru Mulang - Ketika aku masih kuliah di semester delapan, aku mendapat tawaran bekerja di salah satu sekolah di desaku. Tepatnya di MI GUPPI Rakitan. Aku menolak. Saat itu, aku masih mengerjakan skripsi. Mengerjakan skripsi saja rasanya sudah keteteran sekali, apalagi ditambah dengan beban pekerjaan. Aku merasa tak mampu. Aku berencana mengejar target lulus sebelum pembukaan rekrutmen CPNS dimulai dan akan mengikuti rekrutmen CPNS. Namun, sialnya aku lulus ketika proses rekrutmen telah berakhir. Dan sejak saat itu proses rekrutmen CPNS tak kunjung dibuka.  Aku teringat tawaran untuk bekerja di MI GUPPI Rakitan, tempat dulu aku bersekolah. Aku datang ke sana memakai baju lengan panjang berwarna biru dan mengajukan lamaran pekerjaan. ...

Lulus CPNS; Apa Saja Persiapanku?

"Guru berkualitas syaratnya tak boleh berhenti belajar. Dengan kesadarannya, ia terus berupaya mengasah bakat dan minatnya untuk perbaikan kualitas diri." Minggu, 12 Januari 2025, aku dinyatakan lulus seleksi CPNS. Ini membawa konsekuensi dalam hidupku. Aku akan menjadi ASN dengan gaji di atas UMR. Gaji yang layak mensyaratkan kerja yang layak. Kita bekerja sebaik-baiknya dan menuntut gaji setinggi-tingginya. Begitulah cara kerja profesional. Untuk bekerja secara profesional, aku perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin.  Pertama, menguatkan mental. Aku bertekad membaktikan hidupku di dunia pendidikan. Ini tekad yang bagus. Semua amal baik perlu diniati dengan baik pula. Tapi, apa maksudmu membaktikan hidup di dunia pendidikan? Punya niat tulus dan upaya sungguh-sungguh untuk menjadi guru berkualitas. Guru berkualitas syaratnya tak boleh berhenti belajar. Dengan kesadarannya, ia terus berupaya mengasah bakat dan minatnya untuk perbaikan kualitas diri.  Aku punya minat dalam du...