Review Buku A Brief Histori of Time; Pertanyaan-Pertanyaan Besar Umat Manusia dan Upaya Menjawabnya

Judul: A Brief History of Time (Sejarah Singkat Waktu)

Penulis: Stephen Hawking

Penerjemah: Zia Anshor

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2021

Jumlah halaman: 293

ISBN: 978-979-22-9212-1

Awalnya, saya tertarik membeli buku ini karena penasaran dengan penjelasan tentang waktu. Lalu saya membaca banyak ulasan tentang buku ini di internet dan membaca riwayat penulisnya yang kontroversial itu. Akhirnya, saya makin tertarik dengan buku ini lantas membelinya tentu saja.

A Brief History of Time atau Sejarah Singkat Waktu adalah buku terlaris Stepen Hawking. Di dalamnya, Hawking membahas pertanyaan-pertanyaan besar umat manusia. Dari mana kita berasal? Seperti apa alam semesta ini? Apakah alam semesta mempunyai awal? Apakah alam semesta akan berakhir? Apa peran Tuhan dalam penciptaan alam semesta dan dalam perjalanan alam semesta?

Pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta telah mengusik manusia sejak dahulu. Berbagai teori dikemukakan untuk menjawab pertanyaan itu: dari Plato, Aristoteles, Ptolomeus, Galileo, Kopernikus, hingga ilmuan modern seperti Albert Einstein, Newton, Hawking; dari filsuf, ilmuan, hingga agamawan.

Teori-teori yang terbukti salah dibuang dan diganti dengan teori yang dianggap mendekati kebenaran. Sampai saat ini, bisa dikatakan kita masih meraba-raba dalam kegelapan untuk mencari secercah cahaya yang akan membawa kita lebih dekat lagi pada kebenaran penciptaan alam semesta. Kita masih akan terus bertanya dan berupaya menjawabnya.

Mari kita mulai dengan membahas apa yang Hawking ungkapkan dalam bukunya. Di pertengahan buku ini, saya menangkap kesan bahwa semasa hidupnya, Hawking ingin menemukan satu teori terpadu lengkap tentang alam semesta. Kalau kita dapat menemukannya mungkin saja kita bisa menjelaskan apa yang akan terjadi dan apa yang telah terjadi.

Upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan besar umat manusia membawa kita pada kemajuan di berbagai bidang ilmu. Tapi, semua kemajuan kita ini sifatnya terpisah-pisah sehingga sampai saat ini kita tetap tak tahu hakikat alam semesta.

Buku ini dimuali dengan gambaran alam semesta yang terus berkembang seiring waktu, teori baru muncul mendepak teori lama yang gagal membuktikan dirinya benar, manusia terus mencari hakikat alam semesta. Hawking juga sama saja, ia juga tertarik untuk mengetahui hakikat alam semesta.

Mengetahui alam semesta tidak berarti cuma mengetahui galaksi yang super besar, namun kita juga perlu tahu dunia super mikro alias dunia kuantum, yang di sana berlaku hukum ketidakpastian.

Di sinilah ilmuan terkejut dengan penemuan dalam dunia kuantum. Di dunia kuantum satu zarah bisa berada pada dua tempat sekaligus dalam satu waktu. Hal ini tentu saja membuat para ilmuan awalnya tidak percaya. Namun, sayangnya memang begitulah kenyataannya.

Dahulu para ilmuan percaya ilmu fisika akan segera berakhir karena tak ada lagi yang akan bisa dikuak oleh manusia. Namun ternyata para ilmuan salah. Sampai saat ini para ilmuan masih terus menemukan hal-hal baru yang dulu tak mereka ketahui. Ini semakin membuktikan kalau umat manusia hanya tahu sedikit sekali mengenai alam semesta yang mereka tinggali. Namun, ini juga menunjukkan kalau umat manusia sudah melangkah maju.

Di buku ini, Hawking juga menguraikan kemungkinan manusia menembus waktu. Fiksi ilmiah telah lama menjadikan perjalanan menembus waktu sebagai satu cerita rekaan yang sangat menarik. Para ilmuan berusaha menemukan cara melakukannya. Teori-teori yang saat ini diketahui oleh umat manusia, menurut Hawking punya kemungkinan digunakan untuk mencari cara melakukan perjalanan menembus waktu.

Tentang perjalanan menembus waktu ada satu paradoks terkenal yang disebut grandfather paradox, yaitu sebuah paradoks perjalanan waktu dimana ketidakkonsistenan timbul saat mengubah masa lalu. Namanya berasal dari deskripsi umum paradoks tersebut: seseorang pergi ke masa lalu dan membunuh kakeknya sendiri sebelum ayah atau ibunya ada. Karena kakeknya telah dibunuh, maka ayah dan ibunya tidak terlahir, maka dia seharusnya juga tidak terlahir dan perjalanan menembus waktu tidak akan terjadi.

Jika Anda kembali ke masa lalu, berarti ada kemungkinan dapat melakukan sesuatu untuk merubah keadaan saat ini. Dengan melakukan perubahan tersebut sama saja menggagalkan arti perjalanan ke masa lalu sebab yang menjadi patokan adalah keadaan saat ini. Jika perubahan dapat dilakukan, berarti ada kemungkinan dua keadaan 'saat ini.' Inilah paradoks yang dimaksud.

Teori Hawking yang terkenal adalah lubang hitam yang menurutnya tak begitu hitam dan masih bisa memancarkan zarah. Lubang hitam dapat tercipta dari satu bintang yang mengalami keruntuhan karena kehabisan bahan bakar. Bintang tersebut tak mampu menahan gravitasinya sendiri dan akhirnya runtuh menjadi lubang hitam.

Lubang hitam punya gravitasi yang sangat besar sehingga tak ada yang bisa lolos darinya bahkan cahaya. Namun, menurut hawking lubang hitam masih dapat memancarkan zarah dan itu berarti lubang hitam tak begitu hitam.

Satu penemuan yang sangat menarik buatku adalah fakta bahwa cahaya ternyata bisa berbentuk gelombang namun bisa juga berbentuk zarah. Dulu, yang aku pelajari di sekolah, cahaya adalah gelombang. Tapi ternyata fakta itu tak sepenuhnya benar karena cahaya ternyata bisa berbentuk zarah. Dulu aku tak begitu paham pelajaran fisika dan tak terlalu suka. Kalau saja dari dulu aku tahu kalau ilmu fisika semenarik ini, mungkin aku akan lebih giat belajar fisika. Haha.

Kita kembali ke pembahasan terkait buku Hawking. Di bukunya ini, dia juga mempertanyakan apa peran Tuhan setelah penciptaan alam semesta.

Sejauh ini para ilmuan meyakini bahwa alam semesta bergerak dengan satu set hukum alam yang tak berubah. Dengan pengetahuan ini maka wajar bila para ilmuan menanyakan peran Tuhan setelah penciptaan. Dengan kata lain, Tuhan menciptakan alam semesta lalu membiarkannya begitu saja bergerak dengan satu set hukum alam yang diciptakannya. Artinya, setelah penciptaan Tuhan tak lagi punya peran di alam semesta ini. Begitulah kira-kira sepemahamanku.

Penemuan terbaru terkait dunia kuantum agaknya menjadikan pandangan ini goyah. Di dunia kuantum atau dunia yang sangat-sangat kecil berlaku hukum ketidakpastian atau yang disebut oleh ilmuan sebagai uncertainty principle.

Dalam dunia kuantum atau sub atomik semua hukum-hukum alam yang kita ketahui saat ini tak berlaku. Semua hal di sana serba tak pasti dan tak bisa diprediksi sama sekali. Penemuan tentang dunia kuantum ini kontroversial. Ada ilmuan yang mendukung ada pula yang menentangnya. Albert Einstein, ilmuan paling tersohor di muka bumi sampai mengeluarkan pernyataan yang sangat terkenal, “Tuhan tidak bermain dadu,”.

Pada akhirnya manusia akan terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta dan tentang hakikat dirinya karena manusia adalah makhluk yang menyejarah. Kita tak akan hanya bertanya, kita juga akan terus menerus mengupayakan jawaban untuk pertanyaan yang kita buat sendiri dengan semua upaya yang kita bisa menggunakan semua yang telah kita punya dan kita ketahui.

Baca Juga: Review Buku Learning How To Learn: Mempelajari Keterampilan yang Sangat Penting di Abad 21

Ulasan Buku BH Karya Emha Ainun Nadjib: Narasi Orang-Orang Terpinggirkan

Komentar

Postingan Populer