Langsung ke konten utama

Pilih Sintas Atau Dilibas Tuntas; Pramuka dan Masa Depannya

"Tidak diwajibkannya ekstrakurikuler Pramuka tentu menjadi tantangan bagi para pembina Pramuka. Mau tak mau ekstrakurikuler Pramuka akan bersaing dengan ekstrakurikuler lain dalam memperebutkan minat siswa. Bersaing secara adil tentu saja."
- Guru Mulang -

Kupandangi tongkat Pramuka buatan kakek di sudut rumah dengan perasaan sedih. Aku tidak ikut berkemah dengan teman-temanku. Alasannya aku tak tahu. Itulah kenanganku tentang Pramuka waktu aku masih di sekolah dasar. Di SMP, aku malah tak punya kenangan apa-apa. Aku hanya ingat setiap Jumat dan Sabtu harus memakai seragam Pramuka. Apakah itu boleh kusebut kenangan?

Aku “mengenal” Pramuka di SMA dan membuat banyak kenangan dengan teman-temanku. Saat itu, sekolah mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti kegiatan Pramuka. Aku ikut dengan terpaksa. Begitu pula teman-temanku.

Memang menyebalkan tidak bisa langsung pulang atau bermain dengan teman-teman setelah jam pelajaran selesai karena harus ikut latihan Pramuka. Panas, haus, dan capek membuat kegiatan Pramuka terasa begitu lama. Namun lama-lama aku terbiasa.

Aku tak pernah macam-macam di sekolah atau dengan kata lain tunduk dengan aturan-aturan sekolah. Ketika teman-temanku memilih minggat dari latihan Pramuka, aku hanya bisa menginginkannya saja. Kenapa aku tak seberani mereka, pikirku kala itu.

Hari berikutnya, aku lihat mereka dihukum oleh kakak kelas pengurus Pramuka atau yang disebut Bantara. Dalam hati aku berkata, untunglah aku tidak ikut-ikutan.

Aku rutin mengikuti latihan-latihan pramuka setiap hari Jumat dan lama-lama malah jadi suka. Aku melihat para Bantara sangat percaya diri. Mereka menyampaikan materi di depan adik-adik kelas dengan semangat, diselingi tepuk-tepuk atau nyanyi-nyanyi. Kok, mereka gak malu, ya! Begitu pikirku. Aku tidak tertarik dengan materi yang mereka ajarkan. Aku lebih tertarik dengan cara mereka menyampaikannya. Aku lihat para Bantara itu orang-orang yang cekatan dan percaya diri; sesuatu yang tak kupunyai.

Aku pernah dihukum karena salah pakai kaos kaki. Mereka para Juru Adat (sebutan untuk anggota Bantara yang bertugas mengawal ketertiban dan kedisiplinan) tak pernah ragu menghukum kami, meskipun di antara kami ada yang terkenal sebagai anak sangar. Setelah jadi anggota Bantara, aku baru tahu bahwa sesudah menghukum adik kelasnya, mereka menghukum diri sendiri dua kali lipat dari hukuman yang mereka berikan kepada kami. Jika masih ada yang melanggar aturan, berarti mereka belum mampu jadi Juru Adat yang baik, begitu alasannya.

Aku mulai suka Pramuka dan memutuskan untuk ikut lebih aktif dengan mendaftar sebagai Bantara. Menjadi Bantara tidak mudah. Ada rangkaian ujian yang harus dilewati. Lebih sulit lagi justru setelah menjadi Bantara.

Saat menjadi Bantara itulah aku bersama teman-temanku menciptakan kegembiraan dan pengalaman-pengalaman tak terlupakan hingga saat ini.

Aku pernah mengamen dari sekolahku hingga alun-alun, menginap di UKS sekolah yang terkenal angker, naik gunung, berkemah di tengah hutan dengan tenda yang bocor, makan nasi goreng di bawah guyuran hujan, tidur di samping api unggun di tengah lapangan berselimutkan langit penuh bintang.

Aku berubah. Aku yang peragu dan tidak percaya diri perlahan berubah. Aku dipaksa berbicara di depan orang-orang, aku dipaksa memimpin upacara, memimpin rapat, berdiskusi dengan teman-teman bahkan berdebat, bertemu dengan orang-orang baru, berlatih menyusun agenda, dan berlatih menyusun prioritas dalam hidup.

Perlahan aku berubah menjadi lebih percaya diri dan lebih sibuk tentu saja. Kalau dahulu aku tak diwajibkan ikut Pramuka, mungkin aku tetap jadi anak culun sampai sekarang. Pramuka memang pembentuk karakter anak muda yang cukup efektif.

Aku kaget membaca berita Menteri Pendidikan Nadiem Makarim mencabut kegitan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. Apa gerangan alasannya? Yang kubaca di beberapa berita adalah bahwa ekstrakurikuler Pramuka sifatnya sukarela, jadi tak boleh diwajibkan.

Bagiku tak jadi soal apakah ekstrakurikuler Pramuka wajib atau tidak. Yang selama ini mengganjal benakku adalah bagaimana proses pengambilan kebijakan di Kementerian Pendidikan.

Aku pernah membaca bahwa di negara maju, untuk membuat sebuah kebijakan harus dilandasi dengan hasil riset. Tapi, rasanya di negeri ini kebijakan seperti dibuat asal-asalan atau cuma coba-coba saja. Ketika suatu kebijakan dirasa kurang tepat, serta-merta dibuat kebijakan baru. Apakah memang demikian atau aku saja yang tidak tahu?

Aku bekerja sebagai seorang guru di salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Jawa Tengah. Di sekolahku, kegiatan Pramuka baru mulai menggeliat beberapa bulan lalu, tepatnya satu semester lalu.

Para guru yang awalnya ogah-ogahan kulihat mulai terbiasa menjalankan perannya sebagai pembina Pramuka. Pramuka akan hidup di sini, di sekolahku, begitu pikirku.

Setiap Sabtu kami latihan Pramuka. Aku sendiri yang menyiapkan berbagai materinya, membuat jurnal, membuat yel-yel, menyusun prosedur upacara,  menyiapkan barisan saat apel, dan lain-lain. Aku bahkan mengalokasikan dana BOS untuk honor pembina Pramuka agar para pembina lebih semangat. Usahaku membuahkan hasil. Kini kami rutin melaksanakan latihan Pramuka setiap Sabtu. Pada jam istirahat kulihat ada saja siswa yang sedang menemui salah satu pembina untuk ujian SKU. Mereka semangat sekali, berlomba-lomba menjadi yang tercepat lulus SKU.

Keputusan Menteri Pendidikan tidak mewajibkan ekstrakurikuler pramuka kukira akan meruntuhkan apa yang sudah kubangun selama ini. Pramuka akan mati sekali lagi di sekolahku.

Pemikiranku sederhana, kalau saat diwajibkan saja menghidupkan Pramuka susahnya bukan main apalagi kalau tidak diwajibkan. Para guru akan punya seribu alasan untuk berkelit dari kegiatan Pramuka. Aku tak menyalahkan mereka, tanpa kegiatan Pramuka saja tugas guru memang sudah sangat banyak. Ibarat sebuah kendaraan yang muatannya terlalu banyak tentu sulit menanjak. Jangankan menanjak, melaju cepat di jalan yang datar saja rasanya tak mungkin. Makannya pendidikan kita seperti tak kemana-mana. Stagnan.

Anak-anak akan jadi Pramuka karbitan lagi, yang mengenal Pramuka hanya ketika ada acara kemah bersama sekolah lain atau kegiatan pesta siaga. Sisanya mungkin tak akan kenal Pramuka sama sekali.

Tidak diwajibkannya ekstrakurikuler Pramuka tentu menjadi tantangan bagi para pembina Pramuka. Mau tak mau ekstrakurikuler Pramuka akan bersaing dengan ekstrakurikuler lain dalam memperebutkan minat siswa. Bersaing secara adil tentu saja. Untunglah pramuka diisi orang-orang kreatif.  Jadi kukira tak masalah. Mereka akan berbenah dan memang mesti terus berbenah kalau tak mau terlibas ekstrakurikuler lain. Untuk sintas memang harus trengginas.

----------------------------------

Postingan Terkait:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas dan Materi Kalimat Tanggapan dan Saran; Materi Bahasa Indonesia Kelas 5; Kurikulum Merdeka

Sumber gambar: Kompasiana.com "Semoga dengan belajar tanggapan dan saran, kamu menjadi lebih bijaksana dalam bermain media sosial seperti tik-tok, quora, facebook, instagram, x, dan lain-lain. Mengenal Kalimat Tanggapan Pernahkah kamu berkomentar di media sosial? Berkomentar di media sosial merupakan bentuk tanggapan. Pelajaran kita kali ini bertujuan agar kalian semakin bijaksana dalam bermain media sosial, tidak asal komentar, menghargai pendapat orang lain, dan terhindar dari berita bohong alias hoax. Ok, langsung saja! Kalimat tanggapan bisa diartikan sebagai reaksi yang kita berikan terhadap suatu peristiwa atau suatu hal dalam bentuk kalimat. Kamu bisa memberikan tanggapan berupa dukungan, persetujuan, bahkan penolakan. Kamu juga bisa mengungkapkan perasaanmu sebagai bentuk tanggapan. Perhatikan Hal-hal Ini Untuk memberikan tanggapan ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan. Kesantunan . Ketika memberikan tanggapan, pastikan bahasa yang kamu gunakan santun...

Memahami Makna Imbuhan Ter- Dalam Bacaan; Materi Bahasa Indonesia Kelas 5 Kurikulum Merdeka

Manfaat kita belajar mengenai imbuhan ter- adalah agar kita semakin baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua manusia tak bisa hidup tanpa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial. Tujuan Belajar Tujuan kita belajar kali ini adalah untuk mengetahui apa saja makna atau fungsi dari imbuhan ter- dalam sebuah kalimat. Selain itu, tujuan kita belajar kali ini adalah agar kita mampu menggunakan imbuhan ter- dengan benar. Manfaat kita belajar mengenai imbuhan ter- adalah a gar kita semakin baik dalam berkomunikasi. Komunikasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua manusia tak bisa hidup tanpa berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial. Semakin baik kamu berkomunikasi semakin terlihat bahwa kamu orang yang berwawasan luas. Maka dari itu, pelajari materi kali ini dengan sungguh-sungguh, ya! Mengenal Imbuhan Imbuhan merupakan bunyi tambahan yang disisipkan pada sebuah kata, baik pada awal, tengah, akhir, atau awal d...

Teks Deskripsi - Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 - Fase D

TEKS DESKRIPSI Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan sangat sering menemukan teks deskripsi. Misalnya, saat kita berbelanja secara online, kita sering menemukan teks deskripsi dalam sebuah produk. Penjual perlu mendeskripsikan produknya dengan jelas agar pembeli dapat memilih barang yang mereka butuhkan dengan tepat. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari tentang teks deskripsi. Bacalah materi berikut ini dengan saksama! Tanyakan kepada gurumu jika ada bagian yang sulit kamu pahami! Mengapa Kamu Perlu Mempelajari Teks Deskripsi? Adalah sebuah kekonyolan jika kamu mempelajari sesuatu tanpa tahu manfaatnya apa. Tapi, kekonyolan ini pun terkadang masih lebih baik dari pada tidak mempelajari apapun dalam hidupmu. Kalau kamu tahu apa manfaat mempelajari sesuatu, kamu bisa memutuskan akan mempelajarinya dengan tekun atau tidak sama sekali. Maka dari itu, mari kita bahas terlebih dahulu apa saja manfaat mempelajari teks deskripsi. Beberapa manfaat yang bisa kamu peroleh dengan...

Materi PPT Garis dan Sudut Matematika Kelas 4

  Assalamualaikum, bapak/ibu guru semuanya.  Kali ini guru mulang.com akan membagikan materi presentasi garis dan sudut dalam bentuk PPT.  Garis dan sudut merupakan salah satu materi yang menjadi dasar untuk mempelajari materi-materi geometri yang lain. Garis adalah rangkaian titik-titik yang saling terhubung. Sedangkan sudut adalah wilayah yang terbentuk dari dua buah garis lurus yang saling berpotongan.  Siswa yang mengetahui konsep garis dan sudut akan sangat terbantu dalam materi bangun datar maupun bangun ruang yang mulai diajarkan pada kelas 4 SD.  Untuk itu bapak/ibu, tentu kita tak mau anak-anak didik kita sampai gagal paham apa yang dimaksud garis dan apa yang dimaksud sudut. Nah, kali ini kami bagikan materi garis dan sudut dalam bentuk ppt interaktif.  Dalam materi yang kami bagikan kali ini, ada soal-soal interaktif di dalamnya yang bisa dikerjakan bersama-sama ketika mempelajari garis dan sudut.  Baiklah, tak perlu berlama-lama lagi, berik...

Memanfaatkan Buku "Seandainya Saya Wartawan Tempo" Sebagai Bahan Refleksi Seorang Guru

"Kalau dipikir-pikir, ada persamaan antara wartawan dengan guru. Sama-sama mendidik. Wartawan mendidik masyarakat melalui tulisan-tulisannya. Sementara guru mendidik siswa melalui pembelajarannya." Buat apa seorang guru membaca buku “Seandainya Saya Wartawan Tempo”? Guru tak bertugas menulis berita. Jadi, buat apa? Saya lupa kapan membeli buku tipis ini. Saya menemukannya setelah sekian lama berada di tumpukan buku-buku yang tak terbaca dan tak terurus. Saya mengumpulkan semua buku yang ada kaitannya dengan bahasa Indonesia. Hasilnya banyak didominasi buku-buku kuliah. Ada kamus bahasa Indonesia yang sudah robek, esai-esai bahasa, dan buku ini. Di antara buku-buku yang saya kumpulkan, saya memilih membaca buku ini. Mungkin karena buku ini lebih tipis dari buku-buku lain. Isinya hanya 96 halaman. Buku ini sebenarnya dicetak sebagai bahan pendidikan bagi para wartawan yang bekerja di majalah Tempo, terutama dalam menulis dan menyusun berita bentuk feature . Demi manfaat yang le...

Tutorial Membaca Nilai Rapor

"Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai yang sudah dikatrol" Kalau kamu malas belajar, bodoh, jarang berangkat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas dari gurumu, sering bikin ulah di sekolah, dan mengerjakan ujian asal-asalan, siap-siaplah terkejut dengan nilai rapormu. Mungkin kamu mengira nilai rapormu jelek semua, bahkan mungkin kamu mengira tidak akan naik kelas. Eiitss.... Kamu akan terkejut. Itu semua tak akan terjadi. Percayalah! Rapor zaman dulu ada nilai merah. Nilai merah berarti kemampuan anak kurang memadai. Zaman dulu hal seperti ini wajar saja. Sekarang, saat aku jadi guru, rupanya tak ada lagi nilai merah. Semua siswa "harus" diberi nilai di atas KKM, meskipun nyatanya ada siswa yang benar-benar tak layak dapat nilai di atas KKM. Nilai rapor tak lagi mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa nilai rapor adalah nilai ya...

Kaligrafi Karya Kelas 5 - MI GUPPI Rakitan - Tahun Pelajaran 2024/2025

Pada Ramadhan tahun ini, kami kembali mengadakan lomba membuat kaligrafi. Kali ini, ketentuannya adalah membuat kaligrafi dari salah satu surah dalam Al-Quran, yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas. Ini adalah hasil karya kelas 5 yang sempat kuabadikan dalam foto. Kuunggah di sini sebagai kenang-kenangan.  Hasilnya memang tidak terlalu bagus, selain karena memang jarang latihan, waktu pembuatannya juga mepet sekali dengan keharusan memilih salah satu surat yang untuk dibuat kaligrafi sebenarnya terbilang cukup panjang untuk kelas 5. Tapi, ini sudah lumayan, kok. 

13 Rekomendasi Film Inspiratif Untuk Anak-Anak; Cocok Untuk Mengisi Liburan Sekolah

"Film ini bercerita tentang seorang alien rindu kampung halaman yang mendaratkan pesawat ruang angkasanya di dekat Hutan Afrika yang penuh warna. Teman-teman hewan barunya perlu membawanya kembali ke kapalnya dan mengajarinya tentang persahabatan dan kesenangan sebelum ayahnya yang Penakluk Luar Angkasa dapat mengambil alih planet bumi ini." -- Jungle Beat: The Movie -- 13 Film Inspiratif Dalam dan Luar Negeri           Untuk mengisi kegiatan selama pesantren kilat di madrasah, aku ditugasi mengunduh film yang cocok untuk anak-anak MI. Kelas 1 dan 2 direncanakan menonton pada hari Senin, sedangkan kelas 3 hingga 6 pada hari Selasa. Aku dapat tugas mencari film untuk kelas 3 hingga 6. Agak susah mencari film untuk kelas 3 hingga 6 karena kriteria yang diberikan kepala sekolah adalah harus inspiratif.           Masalahnya, anak-anak sekarang mudah sekali bosan. Mereka terbiasa menikmati video-video pendek yang sangat menarik de...

Karya Fotografi Kelas 5 MI GUPPI Rakitan

Melihat foto ini jiwa bolangku terusik. Bisa menyaksikan pemandangan seperti dalam foto ini secara langsung pasti sangat mendamaikan pikiran. Kapan, ya? Karya Fotografi Kelas 5           Ada satu mapel baru buat kelas 5 tahun ini, yaitu informatika. Materinya berkaitan dengan algoritma, software komputer, penalaran, editing foto dan video, dan lain sebagainya. Aku menyambut baik adanya mata pelajaran baru ini. Dari materi-materi itu aku pilih yang barangkali lebih dekat dengan dunia siswa, yaitu editing foto dan video. Aku memberikan tugas pertama buat mereka untuk mengambil foto apa saja yang menurut mereka indah dan pantas dibagikan. Beberapa siswa berinisiatif mengedit foto yang mereka ambil. Itu bagus dan memang itu tujuan awalku memberi tugas ini. Ini adalah hasil tugas mereka: Bunga putih dengan latar belakang tanaman lain. Komposisinya lumayan bagus. Namun, jika yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan adalah bagian bunganya, alangkah baiknya j...

Tidak Ada Anak Bodoh di Dunia Ini

" Mencintai anak-anak tidaklah cukup, yang juga penting adalah membuat anak-anak menyadari bahwa mereka dicintai orangtuanya ." - St. John Bosco - Tidak ada anak bodoh. Mereka yang kamu anggap bodoh sebenarnya hanya anak-anak yang kurang beruntung. Aku tak tahu ini naif atau tidak. Menurutku semua anak pada dasarnya cerdas dan baik. Tak ada anak bodoh. Tak ada anak jahat. Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengidentifikasi setidaknya delapan kecerdasan berbeda yang digunakan manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan membangun peradaban. Kecerdasan yang dimaksud yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalistik. Setidak-tidaknya anak-anak pasti memiliki salah satu dari delapan kecerdasan tersebut sebagai bekal tumbuh kembangnya. Bekal unik inilah yang harus dima...