Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Kata

"Konon, dunia ini berawal dari sepatah kata yang Tuhan lontarkan. Ketika Tuhan hendak mencipta sesuatu, Dia hanya perlu berkata “jadi” maka jadilah sesuatu itu. Demikian  dunia ini tercipta." KATA "Mama” mungkin adalah kata yang paling awal kamu ucapkan. Setelah itu kamu akan belajar berkata-kata. Mengungkap pikiranmu dengan rangkaian kata yang kamu susun. Kehidupan menyediakan realitas dan kita memaknainya dengan kata. Kita tak bisa lepas dari kata. Kata ada dalam setiap sendi kehidupan kita. Banyak peristiwa besar yang terjadi dimulai dengan sepatah kata atau seuntai kata. Konon, dunia ini pun berawal dari sepatah kata yang Tuhan lontarkan. Ketika Tuhan hendak mencipta sesuatu, Dia hanya perlu berkata “jadi” maka jadilah sesuatu itu. Pun demikian dengan dunia ini. Kata-kata bisa menjadi awal mula konflik yang berkepanjangan. Seperti jika kau memaki orang lain, ia akan balas memakimu. Boleh jadi makiannya lebih menyakitkan dari makian yang kau lontarkan. Lantas kalian a...

Di Tepian Realitas

  Kala itu jalanan lengang. Ranting dan daun masih basah oleh sisa hujan tadi malam. Genangan air berwarna coklat di mana-mana. Udara begitu dingin. Kabut tipis menyebar di udara. Perempuan itu, yang baru beberapa bulan tinggal di Wanayasa, melompat kecil menghindari genangan di sana-sini sambil mengangkat sedikit roknya dengan tangan kiri. Perempuan itu sesekali berhenti di tepian jalan yang agak kering. Perutnya yang sudah membesar tak memungkinkannya berlari tergesa-gesa. Dia usap-usap perut itu dengan lembut sambil bicara pada jabang bayi di dalamnya: Nak, sabar ya. Sebentar lagi sampai. Nanti kamu bisa main-main lagi dengan teman-temanmu. Untunglah ibu berani ambil resiko jadi guru. Meski gaji ibu sekarang lebih kecil dari gaji ibu saat masih jadi pegawai bank, tapi sekarang ibu bahagia, Nak. Ibu berurusan dengan anak-anak yang ceria. Coba kalau masih jadi pegawai bank! Setiap hari mengurus uang orang lain. Setiap hari menghitung angka. Setiap hari hanya duduk di depan komput...

Ulasan Buku Filosofi Teras: Hidup Kalem Bersama Filosofi Teras

Manusia tak bisa lepas dari masalah. Setiap hari, ada saja masalah yang menghampiri kita. Mulai dari masalah yang sepele hingga masalah berat yang kadang rasanya sulit sekali ditanggung.  Respons orang terhadap masalah sangat beragam. Ada yang cuek, semangat, ada pula yang malah jadi frustrasi gara-gara masalah yang menimpanya.  Saya kira, kita semua ingin jadi orang yang bisa dengan kalem menghadapi masalah yang menerpa kita. Bagaimana caranya?  Membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring ini barangkali bisa menjadi langkah awal untuk belajar kalem menghadapi masalah. Pasalnya, buku ini membahas filsafat stoa dan bagaimana penerapannya dalam hidup sehari-hari.  Awalnya, saya kira buku ini akan sulit dibaca karena berhubungan dengan filsafat. Eh, tapi ternyata saya salah. Bagi saya, buku ini justru enak sekali dibaca.  Meski membahas filsafat stoa yang asalnya dari Yunani kuno, buku ini sama sekali tak membosankan. Ada contoh-contoh nyata penerapan filsa...