Mungkin karena buku tak pernah menghakiminya, seperti manusia. Mungkin, di sana, akhirnya ia menemukan temannya. Buku Tak Pernah Menghakimi: Refleksi Seorang Guru tentang Anak yang Selalu Hadir Aku pernah mempunyai seorang murid yang begitu sulit diatur. Mari kita sebut saja dia A. Hampir setiap hari ada laporan yang masuk kepadaku mengenai A—dan hampir semuanya laporan yang negatif. Mulai dari A memecahkan botol minum temannya, membuat siswa lain menangis, memegang pantat temannya, berbicara kasar, dan segudang perilaku tidak menyenangkan lainnya. Dulu A bahkan sempat diisolasi. Ia belajar sendirian di ruang kelas yang berbeda dengan satu guru khusus karena para wali murid khawatir anak-anak mereka tertular "virus" kenakalan si A. Sampailah saat aku ditunjuk menjadi wali kelas A. Aku tidak tahu apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk mengubah kepribadian A. Aku menempatkannya duduk di bangku paling depan agar mudah diawasi. Tapi ia tidak mengerjakan tugas yang aku b...